Awas! 5 Modus Kejahatan Siber Saat Belanja Online Natal-Tahun Baru
Hide Ads

Awas! 5 Modus Kejahatan Siber Saat Belanja Online Natal-Tahun Baru

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Sabtu, 24 Des 2022 12:45 WIB
Ilustrasi Belanja Online
Musim liburan Natal-Tahun Baru punya ancaman kejahatan siber untuk pelaku belanja online (Foto: Shutterstock)

3. Si Pemburu Diskon

Bagi tipe pembeli ini, yang akan menjelajahi berbagai situs untuk mencari diskon besar, harga adalah pertimbangan paling utama dalam membeli sesuatu.

Ancaman kejahatan siber: Serangan Social Engineering

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemburu diskon berpotensi mengklik email tipuan atau menerima ekstensi berbahaya yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan harga.

Penyerang memanfaatkan semangat pembeli mencari promo yang menggiurkan dengan mengirimi mereka penawaran palsu yang meminta data pribadi mereka di halaman, bahkan menyamar menjadi alat sungguhan seperti Google Analytics atau Google Tag Manager untuk mengubah kode dan mencuri informasi berharga. Ini pernah terjadi di banyak situs belanja.

ADVERTISEMENT

Kiat untuk melindungi dari social engineering:

  • Selalu verifikasi validitas penawaran dan keabsahan pengirim.
  • Gunakan filter spam yang dapat diandalkan untuk email sebagai pertahanan pertama terhadap serangan dari file dan tautan berbahaya.

4. Si Pembeli Impulsif

Didorong sepenuhnya oleh emosi, pembeli impulsif sering kali tidak memikirkan produk tertentu saat memesan. Mereka sering merasa harus cepat-cepat membeli barang yang didiskon untuk waktu terbatas karena harganya yang sayang untuk dilewatkan.

Ancaman kejahatan siber: Serangan peniruan merek

Melalui tautan penipuan, penjahat cyber meniru merek-merek populer, mengelabui korbannya agar membagikan informasi pribadi, membeli barang selundupan, mengunjungi situs web palsu, mengunduh malware, dan banyak lagi. Tren ini diperparah dengan kehadiran media sosial, tempat penyerang dapat dengan mudah meniru merek, berinteraksi dengan pelanggan yang ingin membeli barang, dan meminta detail pribadi pelanggan.

Kiat untuk melindungi dari peniruan merek:

  • Cermati tautan yang diberikan dalam email dan selalu waspada jika tautan tersebut tidak mengarah ke lokasi yang benar atau mengarah ke situs pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan dengan merek.
  • Jika ragu, hubungi merek yang bersangkutan di saluran resminya untuk memverifikasi penawaran sebelum mengeklik tautan apa pun untuk melakukan pembayaran. Pastikan Anda memeriksa apakah akun tersebut adalah akun yang telah diverifikasi.

5. Si Penuh Pertimbangan

Si penuh pertimbangan membandingkan berbagai aspek produk dan penawaran sebelum membeli. Mereka kerap menginstal berbagai ekstensi browser di browser mereka untuk membuat perbandingan cepat.

Ancaman kejahatan siber: Serangan Malware Extension

Penjahat cyber bersembunyi di balik add-on, yang kemudian dapat menginstal iklan, mengumpulkan riwayat penelusuran pengguna, dan mencari kredensial login dengan menyamar sebagai aplikasi dan ekstensi populer. Ekstensi berbahaya bisa tidak terdeteksi terutama jika program perangkat lunak keamanan menganggap ekstensi yang sudah dikenal sebagai aplikasi terpercaya.

Yang paling baru, penyerang menggunakan malware pencuri informasi seperti FB Stealer, yang meniru Google Translate, ekstensi Chrome yang tidak berbahaya dan tampak biasa saja untuk mengelabui pengguna. Menjadikan uang sebagai motif kejahatannya, penyerang akan menyalahgunakan akses setelah secara efektif mengunci pengguna dari akun mereka untuk meminta uang dari teman-teman si korban.

Kiat untuk melindungi dari serangan malware ekstensi:

  • Hanya instal ekstensi dari toko Web resmi.
  • Sebaiknya jangan menginstal ekstensi jika izin yang dibutuhkan oleh ekstensi tersebut, bahkan sebelum diinstal, terlihat mencurigakan.

Peritel juga tidak boleh diam saja!

Untuk pengalaman berbelanja di dunia maya yang aman, peritel tidak boleh berpangku tangan. Serangan terhadap raksasa ritel populer beberapa tahun terakhir ini telah memberi pelajaran penting bagi penjual. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengambil langkah proaktif untuk memantau potensi ancaman dan siap memblokir akses tanpa otorisasi dan menjaga keamanan pembelanja di seluruh pengalaman ritel mereka sangatlah penting.

"Untuk memastikan loyalitas jangka panjang, peritel harus melakukan segala upaya untuk menjaga keamanan data pembelanja. Upaya tersebut dapat mencakup penerapan solusi bot untuk menghentikan percobaan pengisian kredensial palsu lebih awal serta menggunakan manajer kata sandi dan autentikasi multi-faktor untuk mengamankan pengguna," Houari.

(fay/asj)