Israel Gerebek Markas NSO Group Pembuat Spyware Pegasus
Hide Ads

Israel Gerebek Markas NSO Group Pembuat Spyware Pegasus

Adi Fida Rahman - detikInet
Minggu, 01 Agu 2021 12:00 WIB
Spyware
Ilustrasi. Foto: dok ITPro
Jakarta -

Pihak berwenang Israel memerika markas NSO Group sebagai bagian dari penyelidikan tuduhan proyek spyware Pegasus yang telah digunakan untuk memata-matai para aktivis, politisi, eksekutif bisnis, dan jurnalis.

Inspeksi diumumkan pada hari Rabu (28/7/201) dalam sebuah tweet dalam bahasa Ibrani oleh akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Israel, yang mengatakan: "Perwakilan dari sejumlah badan datang ke NSO hari ini untuk memeriksa tuduhan yang diajukan".

Kementerian Pertahanan tidak merinci lembaga pemerintah mana yang terlibat dalam penyelidikan, tetapi media Israel sebelumnya melaporkan bahwa kementerian luar negeri, kementerian kehakiman, Mossad, dan intelijen militer ikut menyelidiki NSO Group. Laporan mengatakan para pejabat memeriksa kantor perusahaan di Herzliya dekat Tel Aviv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NSO Group sendiri mengkonfirmasi pemeriksaan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media. "Kami dapat mengonfirmasi bahwa perwakilan dari Kementerian Pertahanan Israel mengunjungi kantor kami. Kami menyambut baik pemeriksaan mereka," katanya.

Mereka pun membantah tuduhan telah melakukan pengawasan tidak sah terhadap ponsel menggunakan spyware-nya. Mereka memastikan akan bekerja dalam transparansi penuh dengan otoritas Israel.

ADVERTISEMENT

"Kami yakin bahwa pemeriksaan ini akan membuktikan fakta sebagaimana dinyatakan berulang kali oleh perusahaan terhadap tuduhan palsu yang dibuat terhadap kami dalam serangan media baru-baru ini," ujar pihak NSO Group.

Seperti diketahui konsorsium media internasional pekan lalu menerbitkan laporan daftar bocoran dari 50.000 nomor telepon di seluruh dunia yang ditargetkan oleh pelanggan NSO untuk pengawasan. Bukti spyware Pegasus ditemukan pada 37 ponsel yang diperiksa oleh ahli forensik.

Wartawan, pengusaha, kritikus pemerintah dan politisi termasuk di antara mereka yang diduga menjadi sasaran. NSO mengatakan perangkat lunaknya hanya dijual kepada pelanggan pemerintah setelah diperiksa oleh otoritas Israel.

Laporan oleh Calcalist mengatakan kemungkinan inspeksi oleh pihak berwenang yang mengarah pada "sanksi substansial terhadap NSO sangat tipis". Ia menambahkan bahwa kementerian pertahanan dan NSO memiliki "kepentingan yang saling melengkapi", dan pihak berwenang di masa lalu menggunakan "kekuatan mereka untuk melindungi perusahaan dari kritik dan tuntutan hukum".

Calcalist juga melaporkan bahwa inspeksi dikoordinasikan dengan NSO dan tidak termasuk audit atau pemeriksaan sistem komputer atau dokumen perusahaan.

NSO Group menghadapi tekanan yang meningkat dari masyarakat dunia, terutama setelah laporan konsorsium wartawan internasional mengungkapkan bahwa di antara telepon yang ditargetkan untuk pengawasan adalah telepon Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pemimpin Prancis telah meminta penyelidikan.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz sendiri dijawalkan akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly di Paris. Dia akan memberikan penjelasan singkat hasil penyidikan timnya terkait NSO.

Gantz sebelumnya membela lisensi ekspor untuk alat hacking, mengatakan dalam pidatonya di konferensi cyberware di Tel Aviv pekan lalu bahwa "negara-negara yang membeli sistem ini harus memenuhi persyaratan penggunaan", yang semata-mata untuk penyelidikan kriminal dan terorisme.




(afr/afr)