Twitter Hapus 130 Akun Terkait Debat Capres AS
Hide Ads

Twitter Hapus 130 Akun Terkait Debat Capres AS

Josina - detikInet
Kamis, 01 Okt 2020 22:35 WIB
President Donald Trump, left, and Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden, right, with moderator Chris Wallace, center, of Fox News during the first presidential debate Tuesday, Sept. 29, 2020, at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. (AP Photo/Patrick Semansky)
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Jakarta -

Twitter dilaporkan telah menghapus 130 akun karena berusaha mengganggu percakapan publik selama acara debat perdana calon presiden AS antara Presiden Donald Trump dan Joe Biden.

Twitter menghapus akun-akun tersebut yang tampaknya berasal dari Iran. Hal ini berdasarkan intel yang disediakan oleh Biro Investigasi Federal (FBI) AS.

Twitter mengatakan akun tersebut dianggap memiliki keterlibatan yang sangat rendah dan tidak berdampak pada percakapan publik. Nama akun serta konten-kontennya akan dipublikasikan oleh Twtiter setelah penyelidikan selesai dijalankan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu cuitan akun tersebut yang kini sudah dihapus mengatakan "Are You watching For Fun too?", demikian dilansir dari Endgadget, Kamis (1/10/2020).

Pada akun tersebut juga dianggap menunjukkan representasi grafis tentang mengapa pemilih AS berencana untuk menonton debat.

ADVERTISEMENT

Pada minggu lalu, Twitter mengatakan telah bekerjasama dengan Facebook untuk mengidentifikasi dan menghapus 350 akun yang dapat digunakan oleh dinas intelijen Rusia untuk membocorkan dokumen yang diretas sebagai bagian dari upaya untuk mengganggu pemilu di AS.

Kedua perusahaan tersebut mengatakan salah satu jaringan telah diidentifikasi menyusul informasi dari FBI yang memperingatkan bahwa aktor asing dan penjahat dunia maya kemungkinan besar menyebarkan disinformasi tentang hasil pemilu pada 3 November.

Selama dua tahun terakhir, sejak pemilihan paruh waktu AS tahun 2018 telah diramalkan bahwa peretas yang terkait dengan Rusia, China, Iran dan Korea Utara akan berusaha menargetkan pemilihan presiden AS 2020.

Perusahaan media sosial seperti Twitter telah lama berada di bawah tekanan untuk memerangi penyebaran informasi yang salah setelah badan intelijen AS memutuskan Rusia menggunakan platform mereka untuk ikut campur dalam pemungutan suara 2016. Namun tuduhan tersebut telah dibantah oleh pemerintahan Rusia.




(jsn/fay)