Menindaklanjuti kasus kebocoran data pengguna di platform e-commerce beberapa waktu lalu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengumpulkan beberapa unicorn, fintech, dan startup.
Pertemuan yang dilakukan secara online, tepatnya melalui video conference, yang dihadiri perwakilan Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, JD.ID, Kredivo, dan Blibli.
Kepala BSSN Hinsa Siburian membuka diskusi dengan membeda tugas dan kewenangan lembaganya, serta kondisi terkini keamanan ruang siber. Hinsa menyebutkan kini setidaknya BSSN memantau perkembangan keamanan siber satu decacorn, empat unicorn, 227 fintech, dan 2.218 startup yang merupakan kekuatan sektor ekonomi digital RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari siaran persnya di situs BSSN, Rabu (13/5/2020) Hinsa mengungkapkan bahwa pihaknya akan membantu penyusunan standar keamanan dan pembentukan, serta implementasi tata kelola keamanan siber ekonomi digital.
"Namun demikian bahwa BSSN membutuhkan kerjasama dan keterbukaan dari seluruh pelaku ekonomi digital sehingga dapat timbul kesepahaman dan kepercayaan," ucapnya.
Untuk mempermudah mencapai kesepahaman antara BSSN dengan para pelaku ekonomi digital tersebut, Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN Anton Setiyawan menjelaskan tentang perbedaan sudut pandang perlindungan data menurut negara dengan penyelenggara platform e-commerce sebagai pelaku ekonomi.
Anton juga mengungkapkan perlindungan data pelaku e-commerce sedikit banyak pasti berorientasi kepada pelanggan, sedangkan perlindungan data menurut kaca mata BSSN adalah kepada seluruh warga negara Indonesia.
Ia menambahkan, ada atau tidaknya insiden keamanan siber dan diminta ataupun tidak, BSSN selalu melakukan berbagai upaya perlindungan data warga negara. Di sisi lainnya, BSSN juga melindungi pelaku industri ekonomi digital khususnya terkait keamanan informasinya.
"Sebaiknya kolaborasi antara BSSN dengan pelaku ekonomi digital tidak hanya dilakukan pada saat terjadi serangan/insiden siber namun harus dalam bentuk yang berkelanjutan, mulai dari deteksi, proteksi, mitigasi serta penanggulangan dan pemulihan insiden siber," pungkasnya.
(agt/fay)