Tokopedia dilanda awan mendung lantaran diduga ada 91 juta data pengguna dijual di situs gelap. Begini saran dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kepada para pengguna tersebut.
Satu hal yang paling penting dalam situasi seperti ini, yaitu agar user menjaga keamanan akun masing-masing. Hal itu bisa diimplementasikan dengan rutin mengganti password akun.
Begitu juga soal kode One Time Password (OTP) yang biasanya berupa SMS kepada pengguna, di mana isinya ada 6 digit angka dan berlaku dalam waktu singkat. OTP ini merupakan kode verifikasi untuk masuk ke sebuah akun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Password dan OTP hanya dibutuhkan oleh sistem. Jadi, kalau ada permintaan password atau OTP dari orang sudah dipastikan itu penipuan," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Minggu (3/5/2020).
Saat ini, kata mantan Ketua Umum APJII tersebut, banyak penipuan menggunakan phising untuk mencuri password dan OTP. Jadi kode tersebut harus hanya kalian saja yang ketahui tanpa diberikan kepada orang lain.
Imbauan Kominfo lainnya yaitu jangan sembarang klik tautan dari orang lain. Sebab, bisa saja tautan tersebut berujung akun kalian dikuasai hacker.
"Sebelum kita meng-klik tautan yg kita terima lewat email, pastikan keaslian alamat email pengirim. Cara membaca alamat email dari belakang ke depan," ungkap pria yang disapa Semmy ini.
Adapun kasus dugaan pembocoran data pengguna Tokopedia ini akan didalami Kominfo dengan memanggil perusahaan besutan William Tanuwijaya itu.
Disampaikan Dirjen Aptika, sejauh ini komunikasi antara Kominfo dan Tokopedia masih sebatas surat-menyurat dan telepon.
Disampaikan Semuel, dalam waktu dekat ini, Kominfo akan memanggil perwakilan Tokopedia. Adapun pertemuan tersebut akan dilakukan secara online, mengingat saat ini tengah terjadi pandemi Corona yang mengharuskan physycal distancing.
"Sudah kirim surat dan telepon. Sedang diatur pertemuan online minggu ini," kata Semuel.
(agt/fyk)