Pakar IT pun ada yang menyarankan untuk menggunakan data biometrik untuk mengamankan akun dan pengguna dari penipuan. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) pun mendukung layanan fintech dan dompet digital untuk menggunakan fitur ini.
"Sepanjang dia memenuhi syarat bisa melakukan kerjasama dan sudah siap teknologi untuk biometriknya, ya itu siap nggak apa-apa," kata Direktur Fasilitasi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri Gunawan di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditjen Dukcapil sendiri sudah memiliki data kependudukan dan data biometrik yang didaftarkan saat membuat KTP elektronik. Data biometrik sendiri berisi karakteristik fisiologis khas yang dimiliki seorang individu. Data ini biasanya diambil dari sidik jari dan wajah untuk mengidentifikasi seseorang.
Gunawan mengatakan digunakannya biometrik bersamaan dengan data kependudukan bisa membantu pengamanan transaksi dan akun pengguna dengan lebih akurat.
"Biometrik itu kan benar-benar melekat dengan orang. Kalau data demografi tadi yang NIK sama nama itu kan terpisah," jelas Gunawan.
"Tapi kalau sudah melekat yang digunakan untuk KYC (know your customer) itu ke depan pasti akan lebih bagus," sambungnya.
Gunawan mengatakan saat ini Dukcapil sedang mengembangkan teknologi untuk biometrik yang lebih akurat lagi. "Nanti semuanya pengen ke sana tinggal kesiapan infrastruktur kita," pungkasnya.
(fyk/fay)