Rencana ini dituangkannya melalui akun Twitter pribadinya. Ia pun sampai membuat akun khusus di Facebook dan Instagram sebagai bagian dari proyek anyarnya tersebut.
These are my new accounts on other platforms. In the weeks ahead, I aim to explain how each of these site spies on you, and methods to limit how much they know about you. If you use them, keep an eye out.https://t.co/kbyQQe95oNhttps://t.co/6Jvkgu9zyPhttps://t.co/VU7jL8qV9r
β Edward Snowden (@Snowden) August 1, 2019
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kicauan tersebut, Snowden juga menuliskan masing-masing akun yang baru dibuatnya untuk keperluan proyek ini. Masing-masing bernama ThatSnowden (Facebook) dan that_snowden (Instagram).
Untuk saat ini, kedua akun tersebut belum memberikan informasi apa pun terkait proyek anyar dari Snowden. Keduanya hanya melakukan promosi terhadap buku barunya berjudul Permanent Record.
Baca juga: Awas! Ada Ransomware yang Menyebar Lewat SMS |
Apakah ini memang cuma gimmick dari Snowden untuk melakukan promosi buku barunya? Sepertinya, ia bukan orang bisa melakukan prank semacam itu.
Satu yang jelas, Snowden memang sangat memerhatikan masalah spionase. Bukti utamanya jelas terlihat dari statusnya sebagai whistleblower dalam membongkar program mata-mata yang dilakukan National Security Agency (NSA), salah satu badan intelijen Amerika Serikat, pada 2013 lalu.
Lebih lanjut, ia juga diketahui membuat aplikasi penangkal mata-mata bernama Haven yang dirilis pada akhir 2017. Aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 500 ribu kali di Google Play Store.
Ketika terpasang pada perangkat pengguna, ia mampu merekam dan memotret gerak-gerik mencurigakan di lokasi perangkat tersebut diletakkan. Ia juga bisa memanfaatkan mikrofon yang ada di smartphone untuk merekam apabila ada penyusup masuk ke ruangan.
Setelah itu, letakkan ponsel di ruangan yang menurut Anda cukup penting dijaga saat tak ada di sana. Haven akan menjalani tugasnya karena mempunyai kemampuan merekam dan memfoto dari gerak-gerik mencurigkan. Informasi tersebut nantinya akan dikirim ke layanan terenkripsi.
Snowden juga beberapa kali menyuarakan keluhannya terhadap sejumlah layanan atau fitur pada gawai yang dianggapnya memiliki celah. Beberapa nama yang pernah dikritiknya adalah Face ID buatan Apple serta Google Allo.
(mon/krs)