Pengamat Keamanan: Tak Perlu Takut Spyware WhatsApp
Hide Ads

Pengamat Keamanan: Tak Perlu Takut Spyware WhatsApp

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 15 Mei 2019 20:30 WIB
Foto: Justin Sullivan/Getty Images
Jakarta - Sebuah celah di aplikasi WhatsApp membuat program mata-mata (spyware) bisa menyusup masuk ke ponsel iPhone dan Android hanya lewat telepon WhatsApp atau WhatsApp Call. Namun pengamat keamanan mengatakan tak perlu takut.

"Ini ketakutan berlebihan. Masalah ini ramai karena jumlah pengguna WhatsApp yang sangat banyak dan kesannya celah keamanannya sangat seram," kata Alfons Tanujaya, ahli keamanan cyber dari Vaksincom, berbincang dengan detikINET, Rabu (15/5/2019).

Menurutnya, setiap hari selalu ada celah keamanan baru, dan banyak yang sama atau lebih berbahaya dari celah keamanan yang sedang ramai diperbincangkan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Secara teknis memang seram kalau kita cuma ditelepon lalu bisa disusupi spyware. Tapi itu tools mata-mata. Pegasus Finfisher. Sasarannya bukan orang awam," jelas Alfons.

Dia mengatakan, para pengguna yang menjadi sasaran bukanlah pengguna biasa, melainkan orang-orang yang masuk kategori high profile seperti pejabat negara, presiden, Menteri, dan lain-lain. Mereka ini tentunya sudah melindungi dan dilindungi dengan sangat baik.

"Kalau masyarakat awam yang diserang, nggak balik modal. Tools-nya mahal sekali dan hanya untuk kalangan terbatas. Yang diserang ratusan juta pengguna. Dari kelayakannya tidak logis dan tidak perlu menjadi kekhawatiran berlebih," ujar Alfons.




Di samping itu, WhatsApp sudah menutup celah keamanan tersebut sehingga sudah tidak bisa dieksploitasi. Alfons pun tak ragu mengapresiasi WhatsApp atas kesigapannya ini.

"Saya justru memberi kredit kepada WhatsApp karena bisa menutup celah keamanan dalam waktu sangat singkat sekitar 14 hari. Biasanya ini membutuhkan waktu 1-2 bulan," sebutnya.

Ada yang Lebih Penting

Menurut Alfons, ada hal lebih penting yang perlu diperhatikan masyarakat ketimbang mencemaskan spyware telepon WhatsApp ini.

Dikatakan Alfons, kuncinya adalah patching atau menambal celah keamanan. Jadi gambarannya, sekitar pertengahan Mei 2019 WhatsApp sudah meluncurkan patch untuk menutupi celah keamanan ini.

"Tapi pengguna WhatsApp perlu juga aktif melakukan 1 hal ini, update WhatsApp-nya. Jadi kalau sudah ada update tapi tidak di-set auto update ya percuma tetap akan bisa diserang," komentar Alfons.

Pengamat Keamanan: Tak Perlu Takut Spyware WhatsApp Foto: screenshot


Untuk mengubah setingan semua aplikasi menjadi auto update, caranya adalah dengan masuk ke Google Play, tap 3 garis di kiri atas, pilih settings - auto update apps - over WiFi only.




Kalau sudah demikian, seharusnya aplikasi dan perangkat kita akan aman. Jika mau lebih aman, Alfons menyarankan untuk melakukan backup data penting ke penyimpanan terpisah atau cloud, agar ketika datanya corrupt atau hilang, masih bisa selamat.

"Jadi isu pentingnya adalah ini bukan hanya untuk WhatsApp, tetapi semua aplikasi, termasuk OS perangkat, baik di Android, iOS, Windows, semua harus diupdate otomatis. Dan Spyware itu selalu ada dan berevolusi, jadi takutnya harus jangka panjang, bukan hari ini saja," tutupnya.


(rns/krs)