Adalah BAE Systems, perusahaan pembuat senjata asal Eropa yang juga punya bisnis keamanan cyber yang menyatakan hal tersebut. Menurut penyelidik BAE, mereka menemukan bukti adanya keterkaitan antara malware dari kasus bank sentral Bangladesh dengan peretasan server Sony Pictures, juga sejumlah kasus lain.
"Awalnya insiden ini memang terlihat terisolasi terhadap satu bank Asia namun ternyata merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas," tulis tim keamanan cyber BAE dalam keterangan tertulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara kerja malware tersebut juga disebut serupa dengan malware yang dipakai untuk meretas bank sentral Bangladesh dan server Sony Pictures. Namun BAE tak menyebut nama bank di Vietnam yang menjadi korban malware tersebut, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Sabtu (14/5/2016).
Peretasan server milik Sony Pictures adalah sebuah serangan cyber yang membuat heboh pada akhir 2014 lalu. Adalah grup hacker Guardian of Peace #GOP yang mengaku melakukan serangan tersebut.
Grup hacker itu mencuri dan menyebarkan data-data sensitif milik Sony Pictures ke dunia maya. Di antara data-data tersebut terdapat informasi pribadi dari sekitar 47 ribu orang yang pernah bekerja di Sony Pictures, antara lain nomor kartu kredit, akun sosial media, dan yang paling parah adalah nomor Social Security. (asj/asj)