Yang pertama adalah pemilihan password yang unik untuk digunakan di setiap akun online. Caranya adalah dengan mengkombinasikan penggunaan huruf kecil dan kapital, angka, dan simbol. Kombinasi semacam ini diyakini akan sangat menyulitkan hacker untuk membobolnya.
Selanjutnya adalah dengan menghapus email dari pengirim yang tak dikenal. Apalagi kalau ada lampiran file atau link yang tak jelas. Karena bisa-bisa lampiran file atau link tersebut mengarah ke instalasi malware yang bisa menginfeksi perangkat pengguna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tips selanjutnya adalah dengan sering-sering memantau transaksi di rekening. Bila ditemukan transaksi yang rasanya tidak pernah dilakukan, meski kecil segera laporkan ke pihak perbankan. Sebab seringkali penjahat cyber melakukan tes transaksi dalam jumlah kecil untuk memastikan targetnya berhasil ditembus.
Selain itu sering-seringlah melakukan backup data-data pribadi. Tujuannya adalah untuk menghindari pencurian data yang bisa dimanfaatkan untuk meminta tebusan.
"Pencurian data dengan meminta tebusan uang sudah benar-benar dialami oleh sebuah rumah sakit di Amerika Serikat. Mereka (hacker-red) sengaja mengenkripsi data-data yang 'dicurinya' dan meminta tebusan untuk membuka enkripsinya," ujar Chee Choon Hong, Direktur Consumer & Small Business Norton APAC, di Penang Bistro, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Penggunaan aplikasi keamanan baiknya juga jadi pertimbangan pengguna untuk jaga-jaga. Karena bagaimanapun juga manusia pasti punya unsur kelalaian, sehingga penggunaan aplikasi keamanan diharapkan bisa mengantisipasinya. Disamping itu aplikasi keamanan juga bisa jauh memudahkan pengguna dalam memantau aktivitas yang mencurigakan di perangkat pengguna.
Tips terakhir adalah dengan melaporkan temuan kejahatan cyber ke pihak berwajib. Dengan begitu ancamannya bisa ditelusuri lebih lanjut untuk ditemukan pelakunya. (yud/fyk)