Konflik yang terjadi antara Rusia dan Turki di dunia nyata bukan tak mungkin bakal meluas dan menjadi konflik di dunia maya. Terlebih, dedemit cyber kedua negara terkenal 'galak'. Namun siapa lebih kuat?
Ketika ditanyakan ke Chief Security Expert Kaspersky Alexander Gostev, ia sempat terdiam beberapa saat. Kepada detikINET, Gostev mengaku sulit menjawab pertanyaan tersebut.
Menurutnya, Rusia dan Turki mempunyai penjahat cyber yang sama-sama sangat aktif, bahkan bisa dikategorikan ke dalam lima besar penjahat cyber yang paling aktif di seluruh dunia. Dalam daftar tersebut, menurut Gostev, ada juga nama Brasil dan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohnya malware yang menyerang sektor perbankan, itu mayoritas dibuat oleh penjahat cyber dari Rusia," lanjut Gostev.
Di sisi lain, menurut Gostev, hacker asal Turki punya kelebihannya sendiri. Para hacker dari negara yang beribu kota di Ankara terkenal sangat rajin dalam melakukan deface. Yaitu meretas situs tertentu dan mengganti tampilannya sesuai keinginan si hacker.
"Nah, jika mengukur kehebatannya dari jumlah situs yang bisa di-deface, pasti Turki yang menang," pungkas Gostev sembari tertawa.
(asj/ash)