Eugene Kaspersky sebagai CEO dan pendiri Kaspersky Lab tak tinggal diam ketika perusahaannya itu dituduh sebagai pembuat dan penyebar malware. Kaspersky langsung berkicau melalui akun Twitter-nya di @e_kaspersky.
"Saya biasanya tak membaca @reuters. Saat saya baca, yang kulihat adalah false positive (alarm palsu-red). Sebagai catatan, artikel tersebut benar-benar omong kosong (artikel yang berisi tuduhan Kaspersky menyebarkan malware-red)," tulis Kaspersky di Twitter.
I donβt usually read @reuters. But when I do, I see false positives. For the record: this story is a complete BS: https://t.co/m0Rcy2Vm6Y
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
β Eugene Kaspersky (@e_kaspersky) August 14, 2015Kemudian Kaspersky juga mempublikasikan pembelaan 'versi panjang' melalui blog resmi perusahaannya. Dalam tulisan berjudul 'The Abracadabra of Anonymous Sources', ia curhat soal kredibilitas dua sumber anonim yang digunakan oleh Reuters dalam mempublikasikan artikel tersebut.
"Artikel Reuters berdasar atas informasi yang diberikan oleh mantan pegawai Kaspersky Lab anonim. Dan tuduhan tersebut benar-benar tak berdasar," tulis Kaspersky, seperti dikutip detikINET dari Venture Beat, Minggu (16/8/2015).
Menurut Kaspersky, biasanya mantan pegawai yang menyimpan dendam memang mengatakan hal-hal buruk soal bekas tempat kerjanya. Namun menurutnya, dalam kasus ini kebohongan yang mereka sebarkan benar-benar menggelikan.
"Mungkin sumber ini (dua orang mantan pegawai Kaspersky-red) berhasil membuat jurnalis terkesan. Namun bagiku, mempublikasikan sebuah artikel tanpa bukti apapun bukanlah definisi dari jurnalisme yang baik," ujar pria berkebangsaan Rusia itu.
"Saat ini saya hanya penasaran untuk melihat apa yang akan mereka (mantan pegawai Kaspersky Lab-red) katakan ke media soal kami, dan siapa yang akan percaya omong kosong ini," tambahnya.
Dalam artikel yang dimaksud oleh Kaspersky, ia dituduh menjalankan praktik tidak sehat untuk menjegal pesaingnya. Caranya adalah dengan mengembangkan malware untuk menjatuhkan produk antivirus selain Kaspersky.
Malware yang dimaksud tidaklah berdampak buruk dengan data pribadi milik pengguna. Masalahnya, yang namanya Malware biasanya bersarang di file-file penting sistem operasi.
Meskipun tidak berdampak apa-apa, antivirus biasanya akan tetap mengkarantina atau bahkan menghapus file yang terinfeksi malware tersebut. Alhasil, karena file yang dikarantina atau dihapus adalah penting, bukan tak mungkin performa sistem operasi bakal terganggu.
Strategi inilah yang konon dijalankan oleh Kaspersky, setidaknya seperti itu kata mantan pekerjanya. Parahnya, pengembangan malware ini -- masih menurut mantan pegawai Kaspersky Lab -- dilakukan atas perintah dari Eugene Kaspersky sendiri.
Alasannya adalah karena βmesinβ antivirus Kaspersky yang menurutnya seringkali ditiru oleh perusahaan lain, sehingga Ia ingin memberi pelajaran. βItu (malware-red) dibuat untuk menimbulkan masalah, untuk antivirus (perusahaan) lain. Masalahnya, tak cuma bisa merusak (antivirus) pesaing, tapi juga bisa merusak komputer pengguna,β ungkap narasumber yang belum terungkap identitasnya itu.