Jadi setelah digunakan, smartwatch pemberian sang pacar langsung digunakan untuk mengambil foto teman-temannya yang berada di satu batalion. Meski kedengarannya sepele, angkatan bersenjata China lantas mengganggap perangkat wearable itu memiliki potensi untuk memata-matai.
Selain itu dengan GPS yang dimiliki, sebuah smartwatch maupun perangkat wearable lainnya juga punya potensi untuk disalahgunakan melacak lokasi sensitif, dan juga untuk merekam percakapan di wilayah yang dianggap terlarang.
βSaat seorang tentara menggunakan perangkat yang dapat merekam audio high-definition dan juga video, mengambil foto, serta melakukan proses dan mengirimkan data, itu sangat mungkin baginya untuk dilacak atau untuk mengungkapkan rahasia militer,β tulis surat kabar resmi angkatan bersenjata China, seperti detikINET kutip dari Digital Trends, Selasa (19/5/2015).
Pun demikian menurut sejumlah analis apa yang dilakukan oleh angkatan bersenjata China dianggap hal yang wajar. Karena tiap organisasi, terutama organisasi militer tentu punya kewaspadaan tinggi soal rahasia negaranya masing-masing.
Bahkan apa yang dilakukan oleh angkatan bersenjata China ini dikatakan analis bisa jadi acuan bagi organisasi militer lainnya untuk melakukan hal yang sama. βSetiap organisasi (militer) harus sadar untuk memiliki langkah-langkah keamanan guna menjaga kerahasiaan operasionalnya,β ujar Peter Quentin, salah satu peneliti Departemen Pertahanan Inggris.
(Achmad Rouzni Noor II/Achmad Rouzni Noor II)