Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kaleidoskop IT
Teror Hacking 2014: Pencuri Foto Bugil Artis & Frustasi Sony
Kaleidoskop IT

Teror Hacking 2014: Pencuri Foto Bugil Artis & Frustasi Sony


- detikInet

Jakarta -

Belakangan, dunia teknologi informasi dibikin was-was dengan pembobolan sistem yang melanda Sony Pictures Entertainment.

Sejatinya, ini bukanlah satu-satunya aksi hacking yang terjadi di tahun 2014, masih banyak kisah horor yang disebabkan dedemit maya terjadi di tahun ini.

Memang, peretasan punya beragam latar belakang. Untuk kasus Sony Pictures misalnya, menjadi menarik karena diduga ada motif politik di sini yang dituding melibatkan Korea Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus lainnya lebih banyak berbicara soal alasan ekonomi dan memang untuk tujuan bikin onar sehingga menimpulkan kerusakan digital.

Untuk mengetahui cerita horor dari aksi peretasan yang terjadi sepanjang tahun 2014, berikut detikINET rangkumkan dari berbagai sumber:

Β 

1. Teror Dark Hotel

Hati-hati bila menginap di sebuah hotel. Sebab, beberapa waktu yang lalu sempat terkuak adanya sindikat hacker jahat yang mengincar para tamu-tamu hotel.

Bukan mengincar barang-barang berharga, seperti ponsel atau uang cash, namun para hacker ini ternyata mengincar segala informasi rahasia tamu hotel yang tentunya tak kalah berharga.

Perusahaan software antivirus Symantec mengungkapkan teknik pencurian yang dilakukan oleh para hacker handal itu. Menurut Symantec, para hacker ini memantau korban atau tamu hotel itu ketika check in dan menunggu momen dimana korbannya terhubung ke jaringan WiFi hotel dan mengisi informasi pentung saat log in.

Dengan cara itulah hacker menembus akses melalui jaringan hotel. Targetnya? Tentu tamu hotel yang berasal dari kalangan berduit yang sering berkunjung ke beberapa negara untuk urusan bisnis.

Kelompok ini memang telah menandai korban yang diincarnya, dan kemudian 'memaksa' sang korban untuk melakukan instalasi untuk terkoneksi WiFi, padahal itu merupakan trik untuk membuka 'pintu belakang'.

Begitu backdoor yang dimaksud terinstal, surveillance tools juga otomatis terpasang. Selama sang korban masih menggunakan akses WiFi di hotel itu, maka selama itu pula pencurian data terus dilakukan oleh komplotan maling cyber tersebut.

2. Banjir Foto Bugil Selebritis

Di awal September 2014 lalu, dunia maya dihebohkan bocorknya ratusan foto bugil Jennifer Lawrence, Kaley Cuoco, Kirsten Dunst, Kate Upton, dan lainnya yang tersebar di dunia maya. Forum-forum online menyebut kejadian tersebut dengan nama 'The Fappening'

Sebanyak 500 foto vulgar dari 100 selebritis Hollywood itu diretas oleh salah seorang pengguna situs 4chan dari akun iCloud milik para selebritis. Oleh hacker tersebut, foto-foto itu kemudian disebar di internet.

Penyebaran foto-foto vulgar itu lantas menimbulkan kemarahan di antara para selebritis yang merasa privasinya telah dilanggar. Jennifer Lawrence adalah salah satu di antara beberapa selebritis yang sangat kesal dengan adanya kasus tersebut.

"Ini adalah pelanggaran privasi. Pihak yang berwenang telah dihubungi dan akan menuntut siapapun yang mengunggah foto-foto yang dicuri dari Jennifer Lawrence," ujar sang juru bicara bintang film The Hunger Games, seperti yang dikutip detikINET dari Huffington Post.

Di samping itu, Apple sebagai pemilik layanan penyimpanan awan itu pun jadi bulan-bulanan. Tak sedikit dari pengguna iCloud dan selebritis yang secara gamblang menumpahkan kekesalannya melalui media sosial.

Banyak dari mereka yang mempertanyakan keamanan dari Apple. Bahkan, vendor saingan seperti BlackBerry pun juga ikut menyindir masalah keamanan layanan milik Apple.

Dicerca sindiran dan pertanyaan, Apple pun membela diri. Produsen iPhone itu mengatakan bahwa kebocoran foto bugil artis itu tidak terjadi di seluruh layanan iCloud, melainkan serangan yang ditargetkan pada akun tertentu. Serangan tersebut menargetkan username, password, serta security question yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam akun iCloud tersebut.

3. Hacker Indonesia Bobol Twitter Justin Bieber

Entah harus bangga atau tidak dengan kejadian yang satu ini. Pasalnya, akun Twitter penyanyi remaja tersohor, Justin Bieber di @justinbieber dilaporkan telah diretas oleh hacker asal Indonesia pada bulan Maret 2014 lalu.

Dugaan tersebut muncul klantaran akun pelantun lagu Baby itu berkicau dengan menggunakan bahasa Indonesia yang berbunyi 'Senyuman merupakan hal kecil yang dapat membuat hidup ini menjadi lebih mudah'. Di bawahnya, ada pesan promosi untuk follow akun bernama NotesCepot.

Selang beberapa waktu, akun tersebut kembali berkicau 'Justin Bieber Cemberut' yang disertai link spam. Beruntung, pihak Bieber segera menyadari aksi hack ini dan berhasil memperbaiki akunnya seperti semula serta menghapus pesan aneh tersebut.

Tudingan pun mengarah pada pengelola akun bernama NotesCepot sebagai pelaku pembobolan. Kontan saja, akun NotesCepot segera diserang protes oleh para penggemar Bieber.

Namun pihak NotesCepot membantah sebagai pelaku penyerangan akun Bieber. 'Saya tidak melakukan hack pada akun justin bieber," tulis mereka di Twitter setelah dihujani serangan para fans Bieber.

4. Bitcoin

Yang namanya meretas, selain mencuri data-data berharga tentu yang menjadi tujuan utama adalah uang. Menariknya, para hacker tak melulu mengincar uang pembayaran yang sah, uang digital macam koin Bitcoin pun jadi sasaran tindak kejahatan cyber.

Kasus peretasan tersebut menimpa situs penjualan obat Silk Road 2.0 pada bulan Februari 2014 kemarin, dimana toko mengalami kerugian sekitar 4.400 Bitcoin yang memiliki nilai seharga USD 2,6 juta atau sekitar Rp 32 miliar.

"Saya berkeringat menulis ini," ujar Defcon, Administrator Silk Road 2.0 dikutip detikINET dari Wired. "Saya harus mengabarkan sesuatu yang mengerikan kepada komunitas kami, yakni kami telah diretas," tambahnya.

Kasus yang dialami oleh Silk Road 2.0 nyatanya bukan akhir dari kasus peretasan Bitcoin. Di bulan berikutnya, telah terjadi peretasan Bitcoin menggunakan Pony botnet. Dengan menggunakan mesin yang telah terinfeksi virus Pony, pelaku kejahatan cyber dilaporkan berhasil membajak sekitar 85 dompet virtual berisikan Bitcoin dan berhasil meraup uang lebih dari USD 220.000 selama lima bulan.

Selain dua kasus tadi, beberapa kasus peretasan Bitcoin pun masih terus berlanjut, seperti di bulan Maret 2014, dimana Flexcoin -- Bank Bitcoin asal Kanada -- mengumumkan jika ia telah dirampok dengan kerugian mencapai 896 Bitcoin yang memiliki nilai USD 620.000 atau sekitar Rp 7,8 miliar.

5. Mata-mata Bernama Regin

Trojan yang dinamai Regin ini punya karakteristik sama dengan Stuxnet, yakni mengambil data, memantau jaringan GSM, sekaligus memata-matai komputer yang dihinggapinya.

Symantec adalah salah satu software antivirus yang pertama kali menyadari keberadaan Regin. Serangan Trojan mematikan itu sebenarnya bukanlah ancaman baru. Di tahun 2008 dan 2011, trojan ini sempat menginfeksi banyak komputer mulai dari milik individu hingga milik organisasi. Malware ini juga kembali muncul pada awal tahun 2013.

Pun begitu, Symantec mengatakan jika Regin telah berevolusi menjadi lebih canggih karena semakin sulit dilacak. Symantec pun mengungkapkan jika Regin juga bisa menyadari bila sedang diburu.

"Regin masih menyimpan banyak misteri karena sangat mungkin trojan ini punya kemampuan lainnya yang belum diketahui. Sangat mungkin ancaman oleh Regin masih akan terus terjadi ke depannya," kata Peter Sparkes, Senior Director Cyber Security Services, Asia Pacific & Japan, Symantec.

Menariknya, dari beberapa kasus yang ditemui Symantec, sebagian besar komputer yang diserang Regin ternyata berlokasi di Rusia dan Arab Saudi. Sama persis dengan ancaman oleh Dragonfly.

6. Sony Pictures dan Tudingan Korea Utara

Kasus peretasan yang dialami oleh Sony Pictures Entertainment tampaknya menjadi kasus peretasan penutup sekaligus menghebohkan di tahun 2014. Bagaimana tidak, kejahatan yang dilakukan oleh sekolompok yang menamakan dirinya Guardian of Peace (GoP) ini benar-benar telah membuat Sony frustasi.

Diketahui GoP telah menyebarkan lebih dari 40 GB data rahasia perusahaan. Berbagai dokumen internal yang meliputi data medis karyawan, gaji, nomor jaminan sosial, bayaran selebriti, nama samaran para selebiriti, tinjauan kinerja, email pribadi, sera beberapa salinan film pun jadi incaran para hacker.

Tak cukup sampai di situ, yang paling parah adalah para hacker itu juga kerap mengancam bahkan meneror sebagian karyawan Sony Pictures Entertainment dengan email yang berisikan kata-kata seperti, "Hati-hati terhadap keluarga Anda, karena mereka dalam bahaya."

Sony bukanlah satu-satunya perusahaan yang mengalami kerugian. Beberapa perusahaan pun dikabarkan turut kecipratan sialnya. Salah satunya adalah rencana Facebook menawar Snapchat seharga USD 3 juta yang sialnya hal itu bocor ke publik.

Hingga kini, belum diketahui pasti siapa dalang di balik penyerangan itu, walau pemerintah Amerika Serikat menduga serangan itu dilakukan oleh Korea Utara.

(ash/ash)









Hide Ads