Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Semakin Canggih Ponsel, Semakin Mudah Disadap

Semakin Canggih Ponsel, Semakin Mudah Disadap


- detikInet

ilustrasi (Telkom)
Jakarta - Banyak celah yang bisa dimanfaatkan untuk menjalankan aksi penyadapan. Bisa dengan menembus sistem dan infrastruktur jaringan maupun handset yang digunakan si target penyadapan.

Menurut praktisi sekaligus pemerhati industri telekomunikasi Teguh Prasetya, dalam bisnis telekomunikasi ini masalah utama yang wajib diperhatikan adalah masalah keamanan.

Biasanya masalah kemanan ini diklaim oleh pihak operator mencapai 99,9%. Bahwa sistem informasi dan teknologinya aman dari serangan pihak luar. Kemudian ketersediaan layanan 99,9% dan keandalan teknologi 99.9%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Standar tersebut merupakan standar baku pihak operator untuk menggelar dan meyakinkan teknologinya kepada konsumen.

Hanya saja, ibarat kubu positif dan negatif. Kendati faktor keamanan menjadi perhatian utama dan menjanjikan 99,9%, sektor mobile malware berkembang pesat baik secara teknologi maupun struktural.

Apalagi cybercriminal sekarang ini tidak lagi sendirian, para hacker atau penjual jasa malware sudah menjadi bagian dari operasi bisnis yang serius.

β€œIni sudah menjadi bisnis tersendiri dan menggiurkan serta mendatangkan uang besar. Bisa Anda bayangkan jika penyedia jasa ini bisa memberikan data terpenting bagi kliennya, berapa pun si klien akan mau membayarnya," ungkap Teguh, dalam keterangannya, Senin (31/3/2014).

Teguh melanjutkan, serangan malware kian hari kian mengganas. Ragam seragan itu bermacam macam, bisa melaui SMS, email, update software termasuk teknologi khusus yang digunakan untuk mengambil data dan informasi orang yang dikehendaki.

Hanya saja, lanjut Teguh, masyarakat kita kurang aware terhadap bahaya serangan tersebut.

Seperti diketahui penyadapan bertujuan untuk mengambil data percapakan dan data pribadi yang menjadi sasaran penyadap.

”Kita tidak sadar, tiba-tiba ponsel kita tidak dipakai, kok baterainya tiba-tiba panas. Bisa jadi, ponsel kita sedang mengirimkan data-data Anda ke server pihak ketiga. Apalagi semakin pintar ponsel yang Anda pakai, semakin mudah untuk disadap dan semakin mudah untuk diapa-apain karena banyak program yang tertanam dalam ponsel tersebut,” jelasnya.

Menurut Teguh, berdasarkan survei yang dilakukan securelist, platform Android paling tinggi menjadi target serangan malware yakni mencapai 98,05%.

Sebagaimana diketahui Android adalah OS terbuka yang memungkinkan berbagai aplikasi bisa di-download secara gratis.

Dalam men-download aplikasi tersebut, bisa saja aplikasi itu sudah disusupi sistem pengintai data sehingga secara tidak sadar ponsel Anda melakukan transfering data ke pihak ketiga.

β€œIntinya harus hati-hati memilih aplikasi dan jangan meninggalkan jejak ketika mencoba berbagai aplikasi. Secepatnya delete dan bersihkan ponsel dari aplikasi yang tidak ramah,” ia memaparkan.

Kaitannya dengan peran operator sebagai penyedia layanan, maka pihak operator harus secara rutin mengaudit sistemnya dan berani menyatakan bahwa sistem yang dia gunakan sudah aman dari praktek penyadapan. β€œHal ini penting untuk memberi kenyamanan para pengguna,” kata Teguh.

Yang terpenting, persoalan ini harus menjadi perhatian semua pihak, bukan masalah operator selular semata. Pihak pemerintah pun harus punya pemikiran strategis bahwa urusan komunikasi menjadi salah satu perhatian dan agenda nasional.

β€œBuat para calon pemimpin bangsa sudah saatnya membuat proteksi dan aturan hukum yang bisa melindungi sistem komunikasi bangsa ini dari segala ancaman penyadapan,” pungkasnya.

(ash/rou)







Hide Ads
LIVE