Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Indonesia Jadi Bumper Dedemit Maya

Indonesia Jadi Bumper Dedemit Maya


- detikInet

Yudi Hamka Mashudi (Ist.)
Jakarta - Tren penggunaan seluler dan internet yang meningkat di Indonesia menjadi salah satu pendorong meningkatnya resiko keamanan. Bahkan Indonesia saat ini menjadi target nomor satu di dunia menggantikan Tiongkok dalam hal cyber security.

Namun Indonesia hanya dijadikan perantara pada serangan cyber. Artinya, hacker luar negeri hanya menggunakan IP address Indonesia sebagai bumper untuk menyerang tempat lain.

Yudi Hamka Mashudi, Presiden Direktur Dimension Data Indonesia mengatakan, Indonesia seringkali hanya diposisikan sebegai jembatan dari serangan cyber yang dilakukan oleh dedemit maya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€œIni membuat seakan-akan Indonesia melakukan serangan tersebut. Kejadian ini dikenal dengan istilah IP botnet (robot internet). Ini merupakan hal yang penting bagi korporat, termasuk perbankan,” ujarnya.

Menurut eksekutif perusahaan penyedia layanan dan solusi infrastruktur TI yang beroperasi di lebih dari 50 negara itu peningkatan ancaman cyber itu terjadi karena pengguna internet di Indonesia masih kurang teredukasi.

Pengguna menganggap enteng risiko serangan cyber dengan mendownload segala hal dari internet bahkan dari sumber yang kurang dipercaya dengan berbagai jenis serangan mengintai.

Bagi korporat hal ini menjadi hal yang penting seperti perbankan karena tidak hanya menjadi masalah operasional saja tetapi sudah menjadi masalah reputasi. Padahal reputasi dalam perbankan adalah hal mendasar dalam membangun bisnis.

Umumnya perbankan di Indonesia sudah memiliki pengetahuan dengan melengkapi perangkat keamanan jaringan mereka dengan tools seperti firewall, anti virus, patch management, dan lainnya.

Namun keamanan jaringan tidak cukup diatasi dengan penggunaan tools saja. Perbankan harus memiliki proses yang dapat meng-auto matikan tools tersebut.

Proses ini juga bermanfaat untuk mendeteksi perkembangan baru dari serangan dan melakukan pencegahan. Selain itu, perbankan perlu memperhatikan faktor sumber daya manusia seperti karyawan ataupun pengguna. Seringkali terjadi mutasi karyawan namun tidak diikuti oleh perubahan akses karyawan tersebut.

Hal ini pun dilihat sebagai peluang menjanjikan bagi Dimension Data. Mereka menyediakan layanan desain infrastruktur keamanan, mensupport infrastruktur, dan memberikan layanan konsultasi.

Dua layanan security Dimension Data adalah Managed Security Services dan Data Leakage Prevention. Saat ini Dimension Data mengalami peningkatan permintaan untuk Data Leakage Prevention khususnya layanan assessment. Mereka memiliki anak perusahaan security-assesment.com yang berpusat di Selandia Baru yang merupakan organisasi yang dibentuk oleh ethical hacker.

Berdasarkan data analisis trafik tim Dimension Data terhadap salah satu bank di Indonesia, 60% dari trafik yang masuk ke bank tersebut ternyata berasal dari Eropa Timur, padahal bank tersebut tidak memiliki bisnis di wilayah tersebut.

Umumnya perbankan di Indonesia menggunakan 50% - 60% dari total belanja untuk belanja infrastruktur, kemudian lebih dari 30% untuk development, dan sisanya untuk pengembangan tenaga kerja. Dari 50% belanja infrastruktur, 10% merupakan belanja keamanan.

(ash/fyk)







Hide Ads