Fisikawan teoretis terkemuka sekaligus direktur Pusat Sains Plasma dan Fusi MIT Massachusetts Institute of Technology, Nuno Loureiro, dibunuh pada usia 47 tahun. Sang profesor ditembak beberapa kali di rumahnya di Brookline, Massachusetts, dan meninggal di rumah sakit.
Kantor Kejaksaan Wilayah Norfolk County menyatakan insiden ini sedang ditangani sebagai penyelidikan pembunuhan. Kasus ini penuh teka-teki, tanpa motif yang jelas, dan tidak ada petunjuk apakah pembunuhan itu terkait dengan karier cemerlang Loureiro di bidang energi fusi.
Selama beberapa dekade, ilmuwan berupaya memanfaatkan energi yang dilepas oleh penggabungan atom di dalam reaktor yang sangat kompleks, sebuah alternatif ramah lingkungan dan berpotensi lebih aman dari fisi nuklir. Loureiro dikenal karena penelitian sains fusi yang memenangkan penghargaan. Dia mempelajari pergerakan partikel bermuatan terkait adanya medan magnet eksternal.
"Penelitiannya membantu membawa impian akan tenaga fusi yang bersih dan hampir tak terbatas semakin dekat dengan kenyataan," menurut obituari MIT yang dikutip detikINET.
Menurut fisikawan plasma Bruno Soares Gonçalves, Loureiro yakin bahwa kita benar-benar bergerak maju untuk akhirnya mendapatkan listrik dari fusi. Kepala departemen fisika MIT, Deepto Chakrabarty, menyebutnya rekan kerja luar biasa dan menyenangkan, serta mentor inspiratif dan penuh perhatian bagi mahasiswa pascasarjana yang bekerja di bidang sains plasma.
"Karya terbarunya tentang algoritma komputasi kuantum untuk simulasi fisika plasma adalah arah ilmiah baru yang sangat menarik," tambah Chakrabarty.
Netizen pun mengutarakan teori konspirasi. Banyak yang menduga hal itu berkaitan dengan kariernya yang tidak biasa. "Saya penasaran agensi tiga huruf mana yang melakukannya?" sebut seorang netizen. "Tapi tidak akan ada kemarahan publik. Tidak akan ada liputan. Ini akan disapu ke bawah karpet," sebut yang lain.
Loureiro meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil. "Nuno bukan hanya ilmuwan dan pendidik yang luar biasa, tetapi juga rekan kerja, mentor, dan teman hebat yang sangat peduli pada mahasiswa dan komunitasnya," kata Kepala Departemen Sains dan Teknik Nuklir di MIT, Benoit Forget.
Simak Video "Video: Sederet Riset Sains Nyeleneh di Ig Nobel Prize ke-35"
(fyk/rns)