Batu Misterius Dikira Emas, Ternyata Jauh Lebih Berharga
Hide Ads

Batu Misterius Dikira Emas, Ternyata Jauh Lebih Berharga

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 28 Nov 2025 10:15 WIB
Meteorit langka
Batu Misterius Dikira Emas, Ternyata Jauh Lebih Berharga. Foto: NY Post
Jakarta -

Pada tahun 2015, David Hole sedang mencari emas di Taman Regional Maryborough dekat Melbourne, Australia. Berbekal detektor logam, ia menemukan sesuatu yang tak lazim, yaitu batu kemerahan yang sangat berat, tergeletak di atas tanah liat kuning.

Ia membawanya pulang dan mencoba segala cara untuk membukanya, yakin bahwa ada bongkahan emas di dalam batu itu. Wajar saja, Maryborough berada di kawasan ladang emas, tempat demam emas Australia mencapai puncaknya pada abad ke-19.

Untuk memecahkan, Hole memakai gergaji batu, gerinda, bor, bahkan menyiramnya dengan cairan asam. Namun, palu godam sekalipun tidak mampu membuat retakan sedikit pun. Hal ini karena benda yang ia coba buka mati-matian itu sama sekali bukan bongkahan emas. Baru ia ketahui bertahun-tahun kemudian, benda itu adalah meteorit langka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Batu itu memiliki tampilan yang seolah terpahat dan berlekuk-lekuk. Bentuk itu terjadi saat meteorit menembus atmosfer; bagian luarnya meleleh, dan atmosfer memahat bentuknya" ujar ahli geologi Museum Melbourne, Dermot Henry yang dikutip detikINET dari Science Alert.

ADVERTISEMENT

Karena tak mampu membukanya namun masih penasaran, Hole membawanya ke Museum Melbourne untuk diidentifikasi. "Saya sudah memeriksa banyak batu yang dikira orang sebagai meteorit," kata Henry.

Faktanya, setelah 37 tahun bekerja di museum dan memeriksa ribuan batu, Henry mengatakan hanya dua dari sekian banyak batu yang dibawa ternyata benar-benar meteorit asli. Batu ini adalah salah satunya. "Jika Anda melihat batu Bumi seperti ini, lalu memungutnya, seharusnya tidak akan seberat itu," jelas ahli geologi Museum Melbourne, Bill Birch.

Para peneliti menerbitkan makalah yang mendeskripsikan meteorit berusia 4,6 miliar tahun tersebut. Mereka menamainya Maryborough, mengambil nama kota di dekat lokasi penemuan. Beratnya17 kilogram. Menggunakan gergaji berlian, peneliti menemukan bahwa komposisinya memiliki persentase besi tinggi. Juga bisa dilihat butiran kristal kecil dari mineral logam di seluruh bagian dalamnya, yang disebut kondrul (chondrules).

"Meteorit merupakan bentuk eksplorasi luar angkasa yang paling murah. Benda ini membawa kita menjelajahi waktu, memberikan petunjuk tentang usia, pembentukan, dan kimia Tata Surya kita (termasuk Bumi)," ujar Henry.

"Beberapa meteorit memberikan gambaran mengenai bagian dalam planet kita. Dalam meteorit tertentu, terdapat 'debu bintang' yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita, yang memperlihatkan bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan unsur-unsur dalam tabel periodik. Meteorit langka lainnya mengandung molekul organik seperti asam amino, unsur pembangun kehidupan," paparnya.

Meskipun para peneliti belum mengetahui secara pasti asal usul meteorit tersebut dan sudah berapa lama ia berada di Bumi, ada beberapa dugaan. Tata Surya dulunya gumpalan debu dan batuan kondrit yang berputar. Akhirnya, gravitasi menyatukan banyak materi ini jadi planet-planet, namun sisa-sisanya sebagian besar berakhir di sabuk asteroid yang sangat besar.

"Meteorit yang satu ini kemungkinan besar berasal dari sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter. Ia terdorong keluar dari sana akibat tabrakan antar-asteroid, lalu suatu hari menghantam Bumi," kata Henry.

Penanggalan karbon menunjukkan bahwa meteorit ini telah berada di Bumi antara 100 hingga 1.000 tahun. Selain itu, terdapat sejumlah penampakan meteor antara tahun 1889 dan 1951 yang mungkin sesuai dengan waktu kedatangannya di planet kita.

Para peneliti berpendapat bahwa meteorit Maryborough jauh lebih langka daripada emas, sehingga nilainya jauh lebih berharga bagi ilmu pengetahuan. Ini adalah satu dari hanya 17 meteorit yang pernah tercatat di negara bagian Victoria, Australia, dan merupakan massa kondritik terbesar kedua, setelah spesimen seberat 55 kilogram yang diidentifikasi pada tahun 2003.




(fyk/fay)
Berita Terkait