Astronom Temukan 'Jembatan' Raksasa di antara Dua Galaksi Kecil
Hide Ads

Astronom Temukan 'Jembatan' Raksasa di antara Dua Galaksi Kecil

Panji Saputro - detikInet
Rabu, 29 Okt 2025 20:47 WIB
Galaksi Bima Sakti
Ilustrasi Galaksi Bima Sakti. Foto: Chinese Academy of Science
Jakarta -

Para astronom berhasil menemukan 'jembatan raksasa' yang membentang sekitar dua kali lebar Bima Sakti. Jembatan gas kolosal ini menghubungkan dua galaksi kecil. Entitas tersebut juga memiliki ekor galaksi yang panjangnya memecahkan rekor, karena 15 kali lebih lebar dari galaksi tempat Bumi berada.

Dua galaksi kecil yang dimaksud ialah NGC 4532 dan DDO 137. Letak keduanya sekitar 53 juta tahun cahaya dari Bumi, tepat di tepi gugus Virgo.

NGC 4532 dan DDO 137 mirip dengan Awan Magellan Besar (LMC) dan Awan Magellan Kecil (SMC), sebuah galaksi mini yang berdekatan dan mengorbit Bima Sakti secara berdekatan. Namun keduanya tidak terikat pada entitas tunggal mana pun, justru, mereka lebih mendekat ke dalam gugus Virgo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Galaksi katai tersebut ditemukan oleh teleskop Autralian Square Kilometer Array Pathfinder (ASKAP) di Australia, selama proses survei radio bertajuk Widefield ASKAP L-band Legacy All-sky Blind Survey (WALLABY) yang telah mengamati langit sejak 2022.

Dalam sebuah studi yang terbit pada 23 September di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, para peneliti pun mencoba untuk menganalisis ulang data WALLABY. Dari sini mereka menemukan jembatan gas raksasa yang mengisi celah sekitar 185 tahun cahaya antara NGC 4532 dan DDO 137.

ADVERTISEMENT

Jembatan yang baru terwujud ini membentuk garis lurus dan mengandung konsentrasi gas pembentuk bintang. Di baliknya terdapat beberapa sulur gas yang lebih redup, termasuk ekor raksasa yang panjangnya mencapai 1,6 juta tahun cahaya, dan menjadikannya yang terpanjang di galaksi, dilansir dari Live Science.

Jembatan dan ekornya itu terbuat dari gas hidrogren netral, yang merupakan bahan penyusun utama pembentukan bintang dan galaksi baru.

"Hidrogen netral memainkan peran penting dalam pembentukan bintang, menjadikan temuan ini fundamental untuk memahami bagaimana galaksi berinteraksi dan berevolusi, terutama di lingkungan yang padat," kata rekan penulis studi Kenji Bekki , seorang astrofisikawan di University of Western Australia (UWA) dan Pusat Internasional untuk Penelitian Astronomi Radio (ICRAR), dalam sebuah pernyataan.

Para peneliti menduga, jembatan ini terbentuk lebih dari satu miliar tahun lalu. Diduga penyebabnya karena dua galaksi katai tadi yang nyaris bertabrakan. Sementara ekornya tercipta karena diregangkan oleh fenomena yang dikenal sebagai 'tekanan ram'.

Hal tersebut disebabkan oleh pergerakan sejumlah galaksi melalui awan gas super panas. Aktivitas itu terjadi ketika mengelilingi gugus Virgo, dengan suhunya mencapai 200 kali lebih panas daripada permukaan matahari. Saat keduanya jatuh melalui suhu terpanas tersebut, gas di dalam jembatan perlahan-lahan terpotong menjadi ekor.

"Prosesnya mirip dengan pembakaran atmosfer ketika satelit memasuki kembali atmosfer atas Bumi, tetapi telah berlangsung selama satu miliar tahun," ujar penulis utama studi Lister Staveley-Smith , seorang astronom di UWA dan ICRAR, dalam pernyataan tersebut.

Smith menyampaikan, memahami jembatan gas dan dinamikanya akan memberikan wawasan penting mengenai bagaimana galaksi berevolusi seiring waktu. Hal ini juga dapat memberikan informasi baru terkait berbagai kondisi yang memungkinkan galaksi membentuk atau tidak suatu bintang.




(hps/rns)
Berita Terkait