Astronom yakin menemukan bukti keberadaan planet kesembilan yang sebelumnya tidak diketahui, bersembunyi di wilayah Tata Surya yang tidak terlalu jauh. Planet hipotetis ini, dijuluki Planet Y, kemungkinan berukuran hampir sama dengan Bumi dan mungkin eksis di samping kandidat Planet Sembilan yang populer lainnya.
Pencarian planet kesembilan dimulai usai penemuan Neptunus di 1846 dan dihentikan di 1930-an dengan penemuan Pluto, yang lantas diturunkan statusnya jadi planet katai tahun 2006. Pencarian dimulai kembali tahun 2016, ketika astronom Caltech Mike Brown dan Konstantin Batygin mengajukan hipotesis Planet Sembilan, yang menyatakan bahwa orbit tak biasa dari sekitar selusin objek besar di luar Neptunus disebabkan tarikan gravitasi objek tersembunyi yang masif.
Dunia hipotetis ini, yang juga dikenal sebagai Planet X, kemungkinan bersembunyi di suatu tempat di dalam Sabuk Kuiper, cakram raksasa asteroid, komet, dan planet katai (termasuk Pluto) yang mengorbit Matahari di luar delapan planet yang diketahui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam studi yang diterbitkan 21 Agustus di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, sekelompok peneliti mengklaim mengungkap bukti kandidat Planet Sembilan (P9) yang benar-benar baru, disebut Planet Y. Dunia hipotetis ini, yang juga bersembunyi di Sabuk Kuiper, bisa jadi sekitar dua kali lebih dekat ke Bumi dibanding Planet X dan mungkin ukurannya serupa Bumi.
Tim sampai pada kesimpulan ini setelah menganalisis lintasan 50 objek Sabuk Kuiper (KBO) dan menemukan bahwa mereka miring sekitar 15 derajat dibandingkan dengan planet-planet lain di tata surya. Satu-satunya hal yang dapat menjelaskan kemiringan ini adalah dunia tersembunyi.
"Kami mulai mencoba mencari penjelasan selain planet yang dapat menjelaskan kemiringan tersebut, tapi yang kami temukan adalah bahwa sebenarnya dibutuhkan planet di sana," ujar penulis studi Amir Siraj, astrofisikawan di Universitas Princeton yang dikutip detikINET dari Live Science.
Berdasarkan perhitungan mereka, tim studi yakin bahwa Planet Y kemungkinan merupakan dunia berbatu dengan massa di antara Merkurius dan Bumi. Massa ini jauh lebih kecil daripada massa Planet X yang dihipotesiskan, yang diusulkan sebagai raksasa gas hingga 10 kali lebih masif daripada Bumi.
Peneliti juga berteori Planet Y terletak di suatu tempat antara 100 dan 200 kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi. Itu tak terlalu jauh melampaui orbit Neptunus, yang mengorbit Matahari pada jarak 30 kali Bumi-Matahari dan jauh lebih dekat dengan kita daripada Planet X, yang kemungkinan setidaknya 400 kali lebih jauh dari Matahari daripada Bumi. Pada jarak ini, kedua planet memantulkan sangat sedikit cahaya kembali ke Bumi, sehingga sulit dideteksi,
Namun tak semua setuju teori baru tersebut. Samantha Lawler, astronom University of Regina di Saskatchewan menilai temuan itu tidak definitif, terutama karena ukuran sampel KBO yang kecil. Patryk Sofia Lykawka, astronom Universitas Kindai di Jepang menambahkan Planet Y masuk akal tapi perlu lebih banyak pengamatan.
(fyk/fay)