Pengumuman NASA soal temuan tanda kehidupan purba di Mars membuat masyarakat tertarik. Pakar pun percaya kondisi Mars di zaman dulu memungkinkan untuk adanya kehidupan.
Prof Thomas Djamaluddin Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bidang Astronomi dan Astrofisika mengatakan pendapatnya kepada detikINET, Kamis (11/9/2025).
"Ya, karena dulunya di Mars ada air, berdasarkan bukti-bukti di permukaan Mars," ujarnya melalui pesan singkat.
Dia pun merujuk penjelasan dari Badan Antariksa Eropa (ESA) tentang tanda aliran air purba di Planet Merah tersebut.
Citra dari satelit Mars Express milik ESA menunjukkan sistem palung dan lembah yang bercabang dan kering. Dari tanda-tanda aliran air purba tersebut, ini mengisyaratkan masa lalu Mars kemungkinan lebih hangat dan basah.
Penelitian dalam beberapa tahun terakhir semakin menunjukkan bahwa planet ini pernah memiliki atmosfer yang lebih tebal dan padat yang mampu mengunci kehangatan dalam jumlah yang jauh lebih besar. Dengan demikian, ini dapat memfasilitasi dan mendukung aliran air cair di permukaannya.
Meskipun hal ini tidak lagi terjadi, kita masih melihat tanda-tanda jelas aktivitas air di masa lalu yang terpantau di permukaan Mars.
Struktur dendritik yang ditemukan di Mars juga terlihat pada sistem drainase di Bumi. Contoh yang sangat baik adalah Sungai Yarlung Tsangpo, yang mengalir berkelok-kelok dari sumbernya di Tibet barat hingga melintasi China, India, dan Bangladesh. Dalam citra Mars yang ada, saluran-saluran bercabang di Mars kemungkinan besar terbentuk oleh limpasan air permukaan dari aliran sungai yang dulunya deras, dikombinasikan dengan curah hujan yang tinggi.
Kendati demikian, untuk bicara soal kehidupan makhluk intelejen di Mars atau planet lainnya di sekitar Bumi, itu masih jadi PR besar. Justru menurut Prof Djamal, makhluk hidup cerdas dipercaya adanya di planet nun jauh di sana.
"Ya (masih PR besar -- red). Diduga makhluk hidup yang mempunyai kecerdasan ada di planet di bintang-bintang yang jauh. Penelitian yang dilakukan baru sebatas mencari pancaran gelombang radio yang bukan bersumber dari objek alami," tandasnya.
Simak Video "Video Analisis NASA soal Temuan Batuan Bercorak Macan Tutul di Mars"
(ask/fay)