Kota Kuno Ditemukan di Dasar Laut, Banyak Berhala Zaman Firaun
Hide Ads

Kota Kuno Ditemukan di Dasar Laut, Banyak Berhala Zaman Firaun

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 28 Agu 2025 05:45 WIB
Arkeologi
Foto: Khaled Desouki/AFP/The Guardian
Jakarta -

Temuan bersejarah yang sangat berharga diangkut dari kedalaman laut. Derek mengangkat patung-patung dari kedalaman sebuah situs yang terendam, yang menurut pihak berwenang mungkin merupakan perluasan dari kota kuno Canopus.

Mesir telah mengungkap bagian dari kota yang tenggelam di bawah air di lepas pantai Alexandria, termasuk bangunan, artefak, dan dermaga kuno yang berusia lebih dari 2.000 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak berwenang Mesir mengatakan situs tersebut, yang terletak di perairan teluk Abu Qir, mungkin merupakan perluasan dari kota kuno Canopus, pusat penting selama dinasti Ptolemeus, yang memerintah Mesir selama hampir 300 tahun, dan kekaisaran Romawi, yang memerintah selama sekitar 600 tahun.

Seiring berjalannya waktu, gempa bumi dan naiknya permukaan air laut menenggelamkan kota tersebut dan pelabuhan Heracleion di dekatnya.

ADVERTISEMENT

"Banyak sekali benda-benda di bawah air, namun yang dapat kami temukan terbatas, hanya material spesifik berdasarkan kriteria yang ketat. Sisanya akan tetap menjadi bagian dari warisan kita yang tenggelam," kata Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir, Sherif Fathi, dikutip dari The Guardian.

Reruntuhan bawah laut yang ditemukan meliputi bangunan batu kapur yang mungkin berfungsi sebagai tempat ibadah, berhala, ruang hunian, dan bangunan komersial atau industri.

Waduk dan kolam batu yang digunakan untuk penyimpanan air rumah tangga dan budidaya ikan juga ditemukan. Temuan penting lainnya termasuk patung-patung tokoh kerajaan dan sphinx dari era pra-Romawi, termasuk sphinx yang sebagian terawat dengan cartouche Ramses II, salah satu firaun kuno paling terkenal dan paling lama memerintah di negara itu.

ArkeologiSherif Fathi, Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir, memeriksa artefak yang ditemukan di Teluk Abu Qir, Alexandria. Foto: Khaled Desouki/AFP/The Guardian

Banyak patung yang kehilangan bagian tubuh, termasuk patung Ptolemeus yang dipenggal terbuat dari granit, dan bagian bawah patung bangsawan Romawi yang diukir dari marmer.

Sebuah kapal dagang, jangkar batu, dan derek pelabuhan yang berasal dari era Ptolemeus dan Romawi ditemukan di lokasi dermaga sepanjang 125 meter, yang menurut kementerian digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal-kapal kecil hingga periode Bizantium.

Alexandria adalah rumah bagi reruntuhan kuno dan harta karun bersejarah yang tak terhitung jumlahnya, tetapi kota kedua Mesir itu berisiko tenggelam oleh air yang sama yang merenggut Canopus dan Heracleion.

Kota pesisir ini sangat rentan terhadap krisis iklim dan naiknya permukaan air laut, yang tenggelam lebih dari 3 mm setiap tahun. Bahkan dalam skenario terbaik Perserikatan Bangsa-Bangsa, sepertiga Alexandria akan berada di bawah air atau tidak dapat dihuni pada 2050.




(rns/rns)
Berita Terkait