Seorang pemburu yang berasal dari Texas, AS ditanduk hingga tewas oleh seekor kerbau saat berburu di Afrika Selatan. Kerbau Afrika yang menyerangnya itu memang tergolong hewan besar yang agresif.
Dikutip detikINET dari Independent, Jumat (8/8/2025) Asher Watkins yang berusia 52 tahun, sedang berburu seekor kerbau Afrika seberat sekitar 1 ton di Limpopo, Afsel. Ia mengintainya untuk menembaknya.
Namun mendadak, hewan itu menyerangnya dengan agresif, berlari ke arahnya dengan kecepatan sekitar 50 km per jam. Menurut Hunter Hans Vermaak, juru bicara Coenraad dan Vermaak Safaris, kerbau itu membunuhnya di tempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui apakah tim safari yang memandu klien mereka dalam perburuan yang diperkirakan menelan biaya USD 10.000 itu, menembak mati kerbau itu, atau si hewan melarikan diri kembali ke kawanannya di dekatnya.
"Dengan kesedihan yang mendalam dan berat hati, kami mengonfirmasi kematian tragis klien dan sahabat kami, Asher Watkins, dari Amerika Serikat," sebut Vermaak.
"Saat bersafari berburu bersama kami di Limpopo, Asher tewas akibat serangan mendadak dan tak terduga oleh seekor kerbau yang tak terluka. Ia sedang melacak kerbau itu bersama salah satu pemburu profesional dan salah satu pelacak kami. Ini adalah insiden memilukan, dan kami turut berduka untuk orang-orang terkasihnya," imbuhnya.
Watkins memang sangat gemar berburu. Media sosialnya dipenuhi dengan foto-foto hasil buruan, mulai dari rusa hingga ratusan angsa salju. Bisnisnya, Watkins Ranch Group, menjual peternakan, pertanian, dan tanah mewah dengan harga jutaan dolar di Texas, Colorado, Oklahoma, dan Arkansas.
Ganasnya kerbau Afrika
Kerbau Afrika adalah hewan besar dan berat, dapat mencapai antara 300 hingga 900 kg dan tinggi sekitar 1 hingga 1,5 meter. Tanduk mereka disatukan gumpalan tulang padat di dahi. Singa dan manusia adalah satu-satunya predator mereka.
Kerbau ini menyebabkan lebih banyak kematian pemburu daripada hewan buruan besar lain di Afrika. Perilaku mereka tidak menentu, kecepatannya mengejutkan, dan enggan mundur. Ada kejadian di mana kerbau yang terluka berbalik dan menyergap pemburu, menunjukkan kegigihan mengesankan.
Bahkan singa, predator puncak sabana, mendekati kerbau ini dengan hati-hati. Meski seekor kerbau yang sendirian dapat dimangsa kawanan singa, itu bukan perburuan mudah. Seekor kerbau mampu menanduk, menginjak, bahkan membunuh singa. Ada beberapa kejadian di mana seekor kerbau yang terluka membalas dan membunuh singa untuk membela diri.
Kerbau Afrika adalah salah satu dari lima besar hewan Afrika, bersama singa, macan tutul, badak, dan gajah. Baik kerbau jantan maupun betina tanduknya besar dan tajam.
Mereka memiliki penglihatan, pendengaran, dan penciuman tajam, terutama untuk melihat singa, ancaman utamanya. Karena penglihatan tajam, mereka sering makan di malam hari. Di beberapa tempat, mereka hanya aktif di malam hari.
Kawanan kerbau ini dapat berkisar dari kelompok yang terdiri dari 20 ekor hingga terdiri dari lebih dari 1.000 ekor. Hebatnya, satu kawanan dapat bertahan lebih dari setengah abad.
Populasi kerbau ini terancam signifikan karena berbagai faktor, dengan kerusakan habitat menjadi yang terdepan. Penggembalaan ternak berlebihan adalah alasan utama kerusakan tersebut, mengakibatkan degradasi lingkungan yang menjadi rumah bagi kerbau. Ancaman lain yang membayangi adalah penyakit.
Simak Video "Mencoba Membuat Kerajinan Kerang dan Melatih Keterampilan di Sumbawa "
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)