Ada Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa, Bisa Kejadian Lagi

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 06 Agu 2025 15:14 WIB
Ilmuwan mengungkap jejak tsunami raksasa di Selatan Jawa (Foto: Rachmatunisa/detikINET)
Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bukti ilmiah tentang keberadaan tsunami raksasa yang pernah melanda wilayah selatan Jawa ribuan tahun lalu. Bukti tersebut menunjukkan bahwa tsunami raksasa di wilayah selatan Jawa bersifat berulang dan bisa terjadi lagi.

Temuan yang merupakan hasil riset paleotsunami oleh tim Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) ini, menjadi peringatan penting akan potensi ancaman megatsunami yang masih membayangi kawasan padat penduduk tersebut. Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN, Purna Sulastya Putra, mengatakan, paleotsunami adalah kajian ilmiah untuk mengenali kejadian tsunami purba yang tidak tercatat dalam sejarah manusia.

"Riset ini sangat penting, karena selatan Jawa terus berkembang dengan pembangunan infrastruktur strategis, sementara ancaman tsunami raksasa yang berulang justru belum sepenuhnya dipahami dan diantisipasi," ujar Purna dalam pemaparan 'Menggali Jejak Tsunami Purba di Selatan Jawa' di Gedung BJ Habibie, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2025).

Dia menjelaskan, salah satu temuan krusial BRIN adalah lapisan sedimen tsunami purba berumur sekitar 1.800 tahun yang ditemukan di berbagai titik di sepanjang selatan Jawa, seperti di Lebak, Pangandaran, dan Kulon Progo.

"Dikarenakan penyebarannya yang meluas di banyak lokasi di selatan Jawa, jejak ini diperkirakan merupakan hasil dari tsunami raksasa yang disebabkan gempa megathrust berkekuatan magnitudo 9,0 atau lebih. Ini bukan satu-satunya. Jejak tsunami raksasa lainnya ditemukan berumur sekitar 3.000 tahun lalu, 1.000 tahun lalu, dan 400 tahun lalu," imbuhnya.

Purna Sulastya Putra (Foto: Rachmatunisa/detikINET)



Riset paleotsunami, lanjut Purna, dilakukan melalui pengamatan lapangan, salah satunya di lingkungan rawa dan laguna, dengan sedimen laut yang terbawa oleh gelombang tsunami lebih mudah dikenali dan terawetkan di lingkungan tersebut.

Untuk membuktikan bahwa lapisan tersebut merupakan endapan tsunami, dilakukan analisis lanjutan seperti uji mikrofauna, kandungan unsur kimia, hingga pencatatan umur radiokarbon.

"Tantangannya adalah tak semua endapan tsunami purba bisa bertahan utuh dan terawetkan dengan baik, dan membedakan dengan sedimen akibat proses-proses lain seperti banjir atau badai pun memerlukan kehati-hatian," tambahnya.



Simak Video "Video: Polinesia Prancis Terancam Tsunami 4 Meter Buntut Gempa Rusia"


(fyk/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork