Ilmuwan Pakai AI Temukan 'Pintu Masuk' Misterius di Bulan
Hide Ads

Ilmuwan Pakai AI Temukan 'Pintu Masuk' Misterius di Bulan

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 01 Agu 2025 19:44 WIB
NASA ungkap bukti temuan air di bulan, apa artinya bagi eksplorasi ruang angkasa di masa mendatang?
Foto: BBC Magazine
Jakarta -

Dalam sebuah studi terobosan yang baru-baru ini diterbitkan di Icarus, tim peneliti internasional memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI untuk mengungkap lubang dan skylight Bulan.

Ini adalah fitur permukaan misterius yang mungkin berfungsi sebagai pintu masuk ke gua lava tersembunyi di bawah permukaan Bulan.

Temuan ini memiliki potensi besar untuk memajukan misi eksplorasi robotik dan manusia di masa depan. Studi ini menguraikan bagaimana AI dan algoritma pembelajaran mesin digunakan untuk mengidentifikasi fitur Bulan yang sebelumnya tidak terdeteksi, seperti lubang dan skylight ini, yang dapat terbukti penting dalam memahami sejarah vulkanik Bulan, serta melindungi astronaut dari lingkungan Bulan yang ekstrem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Model berbasis AI seperti ESSA (Entrances to Sub-Surface Areas) telah digunakan untuk memproses citra orbit dan mengidentifikasi lubang serta skylight baru di Maria Bulan, dataran vulkanik Bulan.

ADVERTISEMENT

Penggunaan AI dalam konteks ini membuka pintu bagi metode eksplorasi baru, yang mengandalkan kemampuan pemrosesan canggih pembelajaran mendalam, alih-alih metode manual tradisional yang lebih lambat.

Dengan basis data citra Bulan yang terus berkembang, AI kini siap untuk mengungkap situs-situs baru yang menarik secara ilmiah, tidak hanya mengungkap masa lalu Bulan tetapi juga menawarkan potensi perlindungan bagi para astronaut dalam misi-misi mendatang.

Apa itu Lubang dan Skylight Bulan?

Lubang dan skylight Bulan adalah cekungan dan bukaan yang terdapat di permukaan Bulan, sering terlihat di wilayah vulkanik yang dikenal sebagai Maria Bulan. Formasi ini bukan sekadar keingintahuan geologis, tetapi merupakan pintu masuk ke gua atau tabung lava purba yang membentang di bawah permukaan Bulan.

Bagi para ilmuwan, gua-gua ini dapat menyediakan tempat berlindung bagi para astronaut dalam misi Bulan di masa mendatang, sebuah pertimbangan penting mengingat ketiadaan atmosfer, lapisan ozon, dan medan magnet di Bulan.

Ancaman radiasi Matahari dan kosmik yang berbahaya membuat para astronaut hampir mustahil untuk beroperasi di permukaan Bulan tanpa perlindungan apa pun.

Tabung lava dapat berfungsi sebagai perisai alami, menawarkan tempat berlindung yang aman dari radiasi dan suhu ekstrem. Area bawah permukaan ini juga dapat memberikan wawasan berharga tentang masa lalu vulkanik Bulan, membantu para ilmuwan menyusun sejarah geologi Bulan yang lebih rinci.

Dengan teknologi terkini, mengidentifikasi lubang dan lubang cahaya ini merupakan proses yang lambat, sangat bergantung pada analisis visual citra orbit. Di sinilah AI berperan, menawarkan alternatif yang sangat efisien dibandingkan metode tradisional. Model AI dapat memproses data Bulan dalam jumlah besar jauh lebih cepat, memungkinkan para peneliti mengidentifikasi fitur-fitur utama yang mungkin luput dari perhatian.

AI Merevolusi Eksplorasi Bulan

Kecerdasan buatan telah menunjukkan potensi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir untuk eksplorasi planet, dan studi terbaru menunjukkan betapa hebatnya AI dalam mengungkap fitur-fitur bawah permukaan Bulan.

Para peneliti menggunakan beberapa model pembelajaran mendalam untuk menganalisis citra dari wilayah Bulan dan Mars, dengan tujuan mengidentifikasi lubang dan celah di permukaan Bulan. Di antara model-model ini, algoritma ESSA (Entrances to Sub-Surface Areas) menonjol sebagai yang paling efektif, berhasil mengidentifikasi dua celah baru.

Studi ini menyoroti potensi AI yang sangat besar. Karena ESSA baru menyurvei sekitar 0,23% permukaan Bulan sejauh ini, masih banyak sekali data yang dapat diterapkan.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan AI jauh melampaui apa yang telah dicapai sejauh ini, dengan potensi untuk mengungkap lebih banyak fitur Bulan seiring dengan semakin banyaknya data yang diproses.

Salah satu keuntungan utama penggunaan AI untuk tugas ini adalah kecepatannya dalam menganalisis data dibandingkan dengan metode tradisional. Apa yang sebelumnya membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun kerja keras oleh peneliti manusia kini dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih singkat.

Identifikasi lubang dan skylight Bulan ini memiliki implikasi signifikan bagi misi eksplorasi Bulan di masa mendatang. Program Artemis NASA, yang bertujuan mengembalikan manusia ke Bulan dalam beberapa tahun ke depan, akan sangat diuntungkan dari temuan ini.

Program ini berencana mendaratkan astronaut di kutub selatan Bulan, jauh dari lokasi tabung lava yang telah diketahui. Namun, kemampuan untuk menggunakan AI guna menemukan lokasi menarik baru yang lebih dekat dengan lokasi pendaratan dapat memberikan para astronaut pilihan tempat berlindung yang potensial, sehingga menambah lapisan keamanan bagi misi mereka.

Studi ini tidak hanya membantu mengungkap sejarah geologi Bulan, tetapi juga menunjukkan bagaimana AI dapat menjadi alat kunci dalam mengidentifikasi sumber daya untuk pemanfaatan sumber daya in situ.

Misalnya, endapan es air, yang sering ditemukan di kawah-kawah dalam, dapat menjadi vital bagi misi-misi Bulan di masa depan, karena menyediakan air dan oksigen bagi para astronaut. Seiring dengan terus berkembangnya AI, penerapannya dalam ilmu keplanetan akan semakin cepat, membantu para ilmuwan mengidentifikasi fitur dan sumber daya baru di Bulan dan sekitarnya.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Momen Bulan Purnama Mencapai Titik Terendah di Langit China"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
Berita Terkait