King Cheetah: Sungguhan Ada atau Hewan Mitologi?
Hide Ads

King Cheetah: Sungguhan Ada atau Hewan Mitologi?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Jumat, 25 Jul 2025 18:30 WIB
Ada beberapa foto yang menunjukkan tampilan hewan bernama King Cheetah. Tak seperti cheetah biasa, tubuhnya memiliki fitur yang lebih unik dan nampak kekar.
King Cheetah pola bulunya lebih gahar dari Cheetah biasa. Foto: Dennis W Donohue/Shutterstock.com
Jakarta -

Ada beberapa foto yang menunjukkan tampilan hewan bernama 'King Cheetah'. Tak seperti cheetah biasa, tubuhnya memiliki fitur yang lebih unik dan nampak kekar. Namun, apakah king cheetah benar-benar ada atau sekadar makhluk mitologi?

King cheetah pada faktanya adalah hewan yang ada di dunia ini. Tak seperti cheetah biasa (Acinonyx jubatus), hewan ini memiliki pola bulu berbintik-bintik, dengan bintik-bintik memanjang dan menyatu serta garis-garis tebal di sepanjang tulang belakang mereka.

Sejauh ini, hanya ada tiga tempat yang ditandai mempunyai kehadiran dari king cheetah. Salah satunya ada di Manicaland, Zimbabwe. Pada awal 1900-an, king cheetah diduga sebagai kawin silang dari macan tutul dan cheetah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, ada teori lain yang membantah bahwa king cheetah adalah hybrid dari macan tutul dan cheetah. Disebut bahwa king cheetah sebenarnya adalah spesies cheetah yang sama sekali berbeda, dijuluki Acinonyx rex. Usulan ini terutama didasarkan pada asumsi bahwa kaki king cheetah secara struktural sama dengan cheetah yang ada, bukan kaki macan tutul. Ditambah pola bulu menjadi faktor pembeda antara kedua spesies cheetah tersebut.

Namun sayangnya bagi pendukung utama teori ini, ahli zoologi Inggris Reginald Pocock, tidak ada cukup bukti untuk mendukungnya. Akhirnya, pada tahun 1939, ia mencabut klasifikasi spesies baru tersebut.

ADVERTISEMENT

Melansir IFLScience, Jumat (25/7/2025) baru kemudian pada tahun 2012, kebenaran di balik pola bulu tersebut akhirnya terungkap. Tapi pengungkapan ini tidak dimulai dengan king cheetah itu sendiri, melainkan kerabatnya yang lebih kecil dan telah dijinakkan.

Para peneliti di Stanford University School of Medicine, National Cancer Institute, dan Hudson Alpha Institute for Biotechnology penasaran mengapa beberapa kucing tabby memiliki pola bulu bercak-bercak alih-alih bergaris.

Dengan membandingkan DNA kucing rumahan liar dengan pola bulu yang berbeda, mereka menemukan mutasi pada satu gen, yang dikenal sebagai Taqpep, yang tampaknya bertanggung jawab. Mutasi ini bersifat resesif, yang berarti agar kucing tabby memiliki pola bercak-bercak, ia harus memiliki dua salinan gen yang bermutasi -- satu dari setiap induk.

Hal ini membuat tim peneliti berpikir: mungkinkah mutasi pada Taqpep juga menjelaskan pola bulu pada king cheetah? Mereka kemudian memeriksa DNA king cheetah yang ditangkarkan dalam program konservasi AS dan ternyata mutasi tersebut terjadi.

Akan tetapi, seperti yang akan dikatakan oleh ilmuwan mana pun, hanya satu kasus saja belum cukup untuk menjadi bukti konklusif. Maka, para peneliti menghubungi konservasionis Ann van Dyk, yang mengelola pusat konservasi di Afrika Selatan, tempat asal semua king cheetah yang ditangkarkan. Itu artinya, peneliti punya kumpulan cheetah yang besar untuk analisis DNA.

Cheetah vs King Cheetah.Cheetah vs King Cheetah. Foto: umaira35 (left)/Jennifer Jensen (left)/Shutterstock.com; modified by IFLScience

Van Dyk telah meninggal dunia sejak penelitian ini dilakukan, setelah mendedikasikan hidupnya untuk konservasi cheetah. Setelah menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa pola king cheetah kemungkinan besar disebabkan oleh mutasi genetik resesif berdasarkan catatan perkembangbiakan terperinci yang ia simpan, sampel DNA yang diambil dari cheetah yang ia rawat membuktikan kebenarannya.

King cheetah mungkin relatif langka, dengan perkiraan hanya sekitar 10 ekor yang hidup di alam liar. Kendati demikian, sekarang kita akhirnya mengerti mengapa mereka terlihat seperti itu. Berkat program perkembangbiakan ditangkarkan seperti yang ada di Afrika Selatan, mungkin akan ada lebih banyak lagi keberadaan kucing-kucing besar unik ini di masa mendatang.




(ask/fay)