Amazon kembali memperkuat layanan internet berbasis satelit miliknya, Project Kuiper. Raksasa teknologi milik Jeff Bezos itu baru saja meluncurkan satelit baru yang akan menjadi penantang Starlink.
Roket Atlas V meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Senin (23/6) waktu setempat yang membawa 27 Kuiper ke orbit rendah Bumi. Dilansir dari Cnet, Rabu (25/6/2025) peluncuran tersebut berjalan tanpa hambatan, di mana sebelumnya sempat bermasalah pada pendorong roketnya.
Setelah proses peluncuran dinyatakan berhasil, satelit LEO itu kini sudah dalam pusat kendali Kuiper di Redmond, Washington. Adapun, peluncuran yang dinamakan Kuiper 2 itu akan menggandakan konstelasi satelit Amazon menjadi 54 satelit internet yang beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun itu bukan yang terakhir, sebab Amazon punya ambisi besar dengan menyiapkan sebanyak sekitar 80 peluncuran dalam beberapa tahun ke depan. Tujuannya, untuk melengkapi jaringan 3.236 satelit LEO miliknya itu.
Puluhan misi tersebut akan menggunakan delapan roket Atlas V yang dioperasikan oleh Lockheed Martin Commercial Launch Services. Kemudian, sebanyak 38 peluncuran oleh roket pendorong Vulcan Centaur milik United Launch Alliance. Roket Blue Origin milik Amazon juga turut terlibat, dan hal menarik adalah kompetitornya SpaceX pun akan membantu Kuiper mengangkasa nantinya.
Berdasarkan aturan Komisi Komunikasi Federal AS, Amazon mempunyai waktu hingga pertengahan 2026 untuk meluncurkan setengah armadanya itu ke orbit rendah Bumi. Itu artinya, setiap peluncuran Kuiper ini tak hanya penting tapi juga mencegah terjadinya kegagalan.
Target konstelasi Kuiper memang terlihat besar, tetapi itu masih kalah dibandingkan Starlink yang rata-rata melakukan peluncuran lebih dari satu kali dalam seminggu. Perusahaan Elon Musk ini punya keunggulan dari sisi perangkat keras, stasiun darat, dan pangsa pasar, tetapi jejak ritel Amazonl, serta kantong yang dalam memberikan Project Kuiper lebih maju.
(agt/fyk)