Rata-rata, setiap 2-3 hari ada bekas satelit, roket, atau sampah antariksa lainnya yang meluncur jatuh ke Bumi. Pergerakan benda-benda ini diketahui dari pantauan jaringan radar, termasuk satelit milik Uni Soviet yang diperkirakan jatuh ke Bumi pekan ini.
Disebutkan Peneliti Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Thomas Djamaluddin, Kosmos 482, satelit milik Soviet yang sudah berusia 53 tahun, diperkirakan akan jatuh tak terkendali ke Bumi pekan ini, dan bisa mendarat di mana saja. Indonesia termasuk wilayah yang berpotensi kejatuhan.
"Kosmos 482 adalah wahana antariksa untuk misi pendaratan ke planet Venus, namun gagal menuju Venus dan bertahan di orbit Bumi sejak Maret 1972, dengan orbit elips," kata Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Profesor Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikINET, Senin (5/5).
Profesor Djamal menjelaskan bahwa orbit wahana Kosmos 482 makin turun karena hambatan atmosfer. Berdasarkan data jaringan radar pemantau sampah antariksa, wahana ini akan jatuh ke Bumi di rentang pekan ini hingga awal pekan depan.
"Setelah 53 tahun mengorbit Bumi, Kosmos 482 akan jatuh ke Bumi sekitar 7-13 Mei 2025. Bobot total 1,2 ton. Wahana pendarat untuk misi ke Venus berbobot sekitar 0,5 ton, diperkirakan jatuh utuh," prediksinya.
Indonesia, lanjutnya, termasuk wilayah yang berpotensi kejatuhan sampah antariksa ini. Namun menurutnya, kemungkinan jatuhnya sampah antariksa di wilayah berpenghuni itu jarang sekali, dan pemantauan terus dilakukan untuk meminimalkan risiko bahaya.
"Pemantauan dilakukan menggunakan analisis orbit dan semua sky camera yang dimiliki BRIN, ITERA, dan beberapa komunitas pemantau langit," rincinya.
Selanjutnya: Link untuk Memantau Pergerakan Satelit Kosmos 482
Simak Video "Video: Penetapan Awal Ramadan Seringkali Berbeda, Kenapa Ya?"
(rns/afr)