Mumi 'Screaming Woman' atau 'Perempuan Menjerit' diduga meninggal dengan rasa sakit yang luar biasa. Ini diperkirakan dari hasil autopsinya.
Mumi tersebut diperkirakan sudah berusia 3.500 tahun. Selain kondisi ekspresinya yang tak biasa, mumi ini dibalsam dengan zat-zat yang mahal, bahkan sampai ke organ dalam tubuhnya. Karena itu, jasadnya masih ditemukan utuh.
Organ yang utuh biasanya merupakan tanda mumifikasi yang buruk, tetapi Screaming Woman terawetkan dengan sangat baik.
"Mumifikasi di Mesir Kuno masih penuh dengan rahasia-rahasia," kata co-author studi Sahar Saleem yang merupakan ahli radiologi mumi di Kasr Al Ainy Hospital of Cairo University kepada LiveScience.
"Ini merupakan suatu kejutan bagi saya, karena metode klasik mumifikasi di Kerajaan Baru (sekitar tahun 1550 hingga 1070 SM) meliputi pembuangan semua organ kecuali jantung," tambah Saleem.
Peneliti membocorkan hasil penelitian mereka dalam studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Medicine. Meski bukan mumi satu-satunya yang ditemukan dalam keadaan mulut menganga, misteri soal momen sakaratul maut mumi ini menarik perhatian ilmuwan.
"Mulut terbuka terjadi saat otot-otot ini mengendur saat tidur atau saat membusuk setelah kematian. Agar mulut jenazah tetap tertutup, pembalsem sering kali melilitkan rahang bawah di sekeliling tengkorak," jabar Saleem.
Namun, kasus ini berbeda. Setelah dipelajari, mulut menganga 'Screaming Woman' disebabkan oleh kematian yang menyakitkan.
"Ekspresi wajah mumi yang menjerit dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kejang kadaver, yang menyiratkan bahwa wanita itu meninggal sambil menjerit karena kesakitan," jelasnya.
Kejang kadaver terjadi saat otot-otot berkontraksi beberapa saat sebelum kematian, yang menyebabkannya menjadi kaku. Kondisi ini dapat terjadi dalam kasus-kasus seperti kematian karena dianiaya, mengakhiri hidup sendiri, atau tenggelam.
Kendati demikian, tidak terungkap penyebab kematian mumi yang satu ini. Yang diketahui, perempuan ini berperawakan 1,5 meter. Sendi di antara kedua tulang panggulnya, yang berubah seiring bertambahnya usia, menunjukkan bahwa usianya sekitar 48 tahun saat meninggal. Tulang-tulang di tulang belakangnya juga menunjukkan bahwa ia mungkin mengalami radang sendi ringan.
Lebih lanjut, mumi itu kehilangan beberapa gigi. Kemungkinan besar, gigi itu tanggal tepat sebelum meninggal -- ditunjukkan oleh soket gigi yang belum sembuh.
Terakhir, Saleem dan timnya berharap bahwa kemajuan dalam teknik ilmiah akan memungkinkan mereka untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang mumi 'Screaming Woman'.
"Tubuhnya yang terpelihara dengan baik bagaikan kapsul waktu yang memungkinkan kita mengetahui bagaimana ia hidup, penyakit yang dideritanya, dan menangkap kematiannya yang mungkin menyakitkan," kata Saleem.
"Jenis penelitian ini memanusiakan mumi dan memungkinkan kita memandangnya sebagai manusia," tandasnya.
Mumi 'Perempuan Menjerit' disimpan di Egyptian Museum, Kairo, sementara peti mati dan cincin perhiasannya dipajang di Metropolitan Museum of Art, New York.
Simak juga Video 'Para Ahli Bicara soal Keaslian 'Mumi Alien' di Peru':
(ask/ask)