Radar China Deteksi Gelembung Plasma di Atas Piramida Giza
Hide Ads

Radar China Deteksi Gelembung Plasma di Atas Piramida Giza

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 17 Sep 2024 11:40 WIB
morning light on pyramids
Radar China menemukan gelembung plasma ekuatorial atau equatorial plasma bubbles (EPB) di atmosfer yang lebih tinggi di atas Piramida Giza. Foto: iStock
Jakarta -

Radar China menemukan gelembung plasma ekuatorial atau equatorial plasma bubbles (EPB) di atmosfer yang lebih tinggi di atas Piramida Giza. Apa artinya?

Atmosfer yang lebih tinggi penuh dengan fenomena aneh. Salah satu yang penting untuk komunikasi dan navigasi adalah gelembung plasma ekuatorial atau equatorial plasma bubbles (EPB).

Dikutip dari IFL Science, Selasa (17/9/2024) EPB adalah kantong gas super panas yang terbentuk di lintang rendah, biasanya setelah Matahari terbenam. Keberadaan EPB masih kurang dipahami, dan mengingat bahwa mereka memengaruhi hubungan Bumi dengan luar angkasa, penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan gelembung plasma besar di atas Mesir sebenarnya bukanlah berita besar. Puluhan EPB ini terbentuk setiap tahun di wilayah tertentu. Yang menarik adalah dari mana gelembung itu diamati.

Pengamatan biasanya dilakukan dari luar angkasa untuk mendapatkan pandangan global. Pengamatan juga dapat dilakukan dari tanah, mengamati wilayah ionosfer terdekat, namun, berkat kelengkungan tanah, radar dapat mengalami kesulitan melihat target di bawah cakrawala.

ADVERTISEMENT

Kini, para peneliti di Chinese Academy of Sciences melaporkan deteksi EPB di atas Mesir dari Pulau Hainan, di Laut China Selatan sejauh 8.000 kilometer.

Di sana, China telah membangun radar ionosfer jarak jauh lintang rendah atau Low Altitude long Range Ionospheric raDar, (LARID). Ini adalah sistem radar yang dapat mengawasi ketidakteraturan yang disebabkan oleh gelembung plasma.

Sama seperti transmisi radio yang dapat dikirim ke seluruh dunia dengan memantulkannya ke plasma ionosfer, radar dapat dikirim dengan cara yang sama. Kemampuan LARID terletak pada penerimaan sinyal kembali dan interpretasinya sebagai variasi yang disebabkan oleh gelembung plasma ini. Jangkauan deteksinya mencapai 9.600 km, tiga kali lipat jarak dalam tingkatan waktu kurang dari setengah tahun seiring dengan peningkatan kinerjanya.

Jadi, gelembung di atas Piramida Giza bukanlah hal baru. Tetapi melihat perubahan secara langsung dari teknologi milik China adalah hal yang luar biasa. Para peneliti memperkirakan bahwa membuat jaringan radar semacam itu adalah sebuah gebrakan untuk memantau peristiwa ini.

"Hasilnya memberikan wawasan yang berarti untuk membangun jaringan radar Over-The-Horizon (OTH) lintang rendah di masa mendatang, yang terdiri dari tiga hingga empat radar OTH dan dapat memiliki kemampuan untuk memperoleh EPB global secara langsung," tulis para penulis dalam makalah mereka.

EPB berubah dari musim ke musim, mirip seperti cuaca. Namun tidak seperti cuaca, satelit juga dipengaruhi oleh aktivitas Matahari. Kemampuan untuk memperkirakan satelit, berdasarkan berbagai sifat seperti lokasi, ukuran, dan waktu, dapat menjadi hal yang penting untuk mengurangi gangguan besar yang dialami oleh satelit.

Satelit digunakan untuk komunikasi, navigasi, dan keuangan. Gangguan ini mungkin terbatas pada sebagian kecil Bumi, tetapi di dunia yang saling terhubung ini, gangguan ini memengaruhi kita semua. Dengan demikian, deteksi EPB menggunakan radar dari jarak jauh bisa sangat membantu.




(rns/fay)
Berita Terkait