Seorang warga Pati, Jawa Tengah, menyiram rombongan karnaval sound horeg lantaran terganggu, mengingat suaranya sampai menggetarkan rumah dan kaca.
Anggapan bahwa suara keras bisa menggetarkan sekelilingnya bahkan memecahkan kaca, nyatanya adalah sebuah fakta. Dalam fisika, kaca memiliki frekuensi resonansi alami.
"Kaca juga kan sebenarnya gelombang. Secara sederhana, gelombang itu akan merambat. Dan bunyi itu kan getaran yang merambat secara longitudinal (perambatannya arahnya sejajar dengan arah getarnya)," kata Hana Arisesa M.Eng, Ketua Kelompok Riset Radio Frekuensi, Microwave, Akustik, dan Photonic, Pusat Riset Telekomunikasi Organisasi Riset Elektronika dan Informatika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada detikINET.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Hana, ketika ada suara kencang, kemudian suara tersebut sama dengan frekuensi resonansi kaca, hal ini dapat membuat kaca mulai bergetar, dikarenakan gelombang suara akan menggetarkan partikel udara di sekitar kaca pada frekuensi resonansinya. Jika suaranya cukup kuat, kaca bisa pecah karena getarannya menyebabkan tekanan pada kaca tersebut.
"Ketika perambatan gelombang bunyi sesuai dengan frekuensi resonansi kaca, akan menyebabkan kaca bergetar," sebut Hana.
Namun tidak semua suara keras dapat memecahkan kaca. Selain akibat getaran dari gelombang suara, banyak faktor yang bisa membuat kaca pecah, antara lain tergantung jenis kaca, bagaimana kondisi pemasangan kacanya, atau kekuatan suaranya. Semakin keras suara, maka akan menghasilkan gelombang suara lebih besar untuk bisa memecahkan kaca.
"Kaca itu bisa bergetar dan lebih rentan pecah kadang mungkin pemasangan kisi-kisinya tidak erat di kusen dan ada sedikit space sehingga mudah bergetar, ada frekuensi resonansinya. Selain itu dari getarannya juga, semakin besar getaran bisa menyebabkan kaca pecah. Tergantung kekuatan kacanya juga, ketebalannya, jenis kaca, macam-macam," kata Hana.
Sebelumnya diberitakan, warga Pati yang menyiram rombongan karnaval sound horeg nyaris dikeroyok. Kepada media, S, inisial warga tersebut, bercerita ia sebenarnya sudah berpesan kepada panitia supaya mengecilkan suara sound horeg melewati rumah, sebab ia terganggu mengingat suaranya sampai menggetarkan kaca rumah.
"Ternyata di depan rumah malah lama. Jadinya seakan saya getaran di dada begitu kuat, rumah seakan goyang, sound itu kan menghancurkan perabotan rumah," kata S ditemui media di rumahnya di Desa Waturoyo, Senin (12/8).
S mengungkapkan ia segera meminta rombongan karnaval supaya segera bergerak. Namun, mereka tidak juga beranjak. Lantas, ia mengambil selang air di depan rumahnya dan mengarahkannya ke rombongan karnaval sound horeg.
Ia menyebutkan, air disemprotkan hanya mengenai bagian bak truk, tidak sampai mengenai sound horeg. "Kan selang airnya sedikit, saya semprot kena bak truk, bukan saya siram pakai ember, nyata-nyata kelihatan videonya," ujar dia.
Peserta yang tidak terima kemudian mendekatinya dan seperti yang terekam dalam video, terjadi adu mulut dengan S sebelum dilerai.
(rns/fay)