Begini Sejarah Alat Kontrasepsi yang Aturannya Lagi Jadi Kontroversi
Hide Ads

Begini Sejarah Alat Kontrasepsi yang Aturannya Lagi Jadi Kontroversi

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 07 Agu 2024 21:01 WIB
Ilustrasi alat kontrasepsi.
Sedang Ramai Jadi Kontroversi, Begini Sejarah Alat Kontrasepsi. Foto: Unsplash.com
Jakarta -

Pemerintah mengeluarkan peraturan terkait pengadaan alat kontrasepsi bagi remaja dan anak usia sekolah. Aturan itu menuai kontroversi di masyarakat.

Dalam PP Nomor 28 Tahun 2024 terkait pelaksanaan Undang-Undang No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, pasal 103 dari PP tersebut menekankan pentingnya edukasi anak usia sekolah dan remaja terkait kesehatan reproduksi, mulai dari mengetahui sistem, fungsi, hingga proses reproduksi.

Lebih lanjut, ayat ke-4 dari pasal itu juga mengatur tentang pelayanan kesehatan reproduksi untuk anak usia sekolah dan remaja, salah satunya penyediaan alat kontrasepsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bunyi ayat tersebut menimbulkan mispersepsi di kalangan masyarakat, karena sebagian berpendapat penyediaan alat kontrasepsi tersebut secara tidak langsung 'menormalisasi' hubungan seksual di luar pernikahan. Padahal, pemerintah menekankan pada sisi edukasinya.

Alat Kontrasepsi Pertama di Dunia

Berbicara tentang alat kontrasepsi, tahukah kamu bagaimana sejarahnya dan seperti apa alat kontrasepsi di dunia?

ADVERTISEMENT

Dikutip dari Science Direct, Rabu (7/8/2024) sebelum abad ke-20, sebagian besar rujukan tentang kontrasepsi dikaitkan dengan hubungan seksual terlarang. Baru pada awal abad ke-20, pengendalian kelahiran tersedia bagi pasangan yang sudah menikah.

Di zaman modern, alat kontrasepsi digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, membuat perencanaan keluarga, hingga mencegah penularan penyakit melalui hubungan seksual.

Alat kontrasepsi sudah digunakan sejak zaman Mesir Kuno dan Mesopotamia. Cara pembuatan alat kontrasepsi pertama kali ditemukan dalam gulungan papirus yang berasal dari zaman Mesir Kuno dan Mesopotamia.

Disebutkan dalam gulungan papirus itu, pembuatan alat kontrasepsi dilakukan dengan memanfaatkan madu, daun akasia, dan serat yang digunakan sebagai alat penutup serviks agar sperma tak masuk ke rahim.

Orang Mesir Kuno juga memperpanjang pemberian ASI kepada anak mereka dari yang seharusnya selesai di usia 2 tahun menjadi 3 tahun. Cara ini dipercaya bisa mengendalikan kehamilan.

Orang Mesir Kuno juga mencoba penggunaan alat kontrasepsi ke hewan, yakni ke unta betina dengan memasukkan kerikil ke dalam rahim hewan tersebut.

Hal ini dilakukan sebagai bagian eksperimen untuk melihat apakah cara tersebut bisa mencegah kehamilan serta bisa diterapkan kepada manusia. Kelak, cara ini menjadi asal usul Intrauterine Device (IUD) atau KB spiral di zaman modern.

Selanjutnya, metode kontrasepsi penghalang dikembangkan. Penggunaan kandung kemih kambing sebagai selubung kewanitaan dijelaskan dalam literatur Romawi.

Pada abad ke-17, pengarang asal Venesia, Italia, Giacomo Girolamo Casanova yang dijuluki 'pria nakal', menggunakan kondom yang terbuat dari usus hewan.

Lalu pada tahun 1920-an, penelitian terbaru pada masa itu mengonfirmasi waktu ovulasi dan peran hormon ovarium, estrogen dan progesteron dalam reproduksi. Hal ini mengarah pada pengembangan metode kontrasepsi ritme, berdasarkan variasi suhu dan kondisi tubuh wanita setiap bulan, dan pengembangan pil kontrasepsi. Uji coba pil skala besar pertama dilakukan pada tahun 1956, dan telah disempurnakan sejak saat itu.

Dalam perkembangannya, IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim dirancang dari bahan pesarium logam yang digunakan untuk menyembuhkan nyeri haid. IUD mulai digunakan secara luas pada tahun 1960-an ketika alat plastik fleksibel mulai tersedia.

Sedangkan sterilisasi, metode mencegah kehamilan secara permanen, pertama kali digunakan awal tahun 1900-an untuk alasan eugenika. Selanjutnya pada akhir abad ke-20, vasektomi dan penyumbatan tuba falopi menjadi metode kontrasepsi yang populer.




(rns/fay)
Berita Terkait