Meski persiapan peluncuran dilakukan sebaik mungkin, malfungsi roket seperti yang baru dialami SpaceX pada Kamis (11/7) lalu tidak bisa dihindari. Hal serupa terjadi pada armada luar angkasa China.
Di China bagian tengah, sebuah roket seperti milik SpaceX, jatuh saat uji coba di darat pada Minggu (30/6). Hal ini disebabkan oleh kegagalan struktural, menurut pernyataan produsen roket, Space Pioneer.
Kecelakaan itu terjadi ketika tahap pertama roket Tianlong-3 terpisah dari landasan peluncurannya selama pengujian, karena kegagalan struktural. Roket itu dilaporkan jatuh di daerah perbukitan kota Gongy di China bagian tengah.
"Karena kegagalan struktural pada sambungan antara badan roket dan platform pengujian, roket tahap pertama terpisah dari landasan peluncuran," kata Space Pioneer, yang juga dikenal sebagai Beijing Tianbing Technology, dikutip dari CNN.
"Setelah lepas landas, komputer di dalam pesawat mati secara otomatis, dan roket jatuh ke pegunungan sedalam 1,5 kilometer di barat daya platform uji. Badan roket jatuh ke pegunungan dan hancur," sebut mereka.
Perusahaan itu mengatakan bahwa tampaknya tidak ada korban luka akibat kecelakaan itu, karena orang-orang telah dievakuasi dari area tersebut sebelum uji coba roket. Space Pioneer, perusahaan terkemuka di bidang roket komersial, mengkhususkan diri dalam roket berbahan bakar cair.
Perusahaan tersebut berhasil meluncurkan roket Tianlong-2 pada April tahun lalu, menjadikannya operator peluncuran komersial pertama China yang mengirim roket pembawa cairan ke luar angkasa dan berhasil memasuki orbit.
Roket 'SpaceX' Milik China
Tianlong-3 adalah roket pembawa cairan berukuran besar. Roket ini diproduksi dengan harapan untuk membangun jaringan internet satelit China.
Menurut Space Pioneer, kinerja produk roket tersebut setara dengan Falcon 9 milik SpaceX. Roket tersebut akan mampu meluncurkannya lebih dari 30 kali per tahun setelah penerbangan pertama roket tersebut berhasil.
Kecelakaan itu terjadi beberapa hari setelah modul Bulan Chang'e-6 milik China kembali ke Bumi dari luar angkasa, tempat ia mengumpulkan sampel pertama dari sisi terjauh Bulan.
Misi tersebut merupakan tonggak penting dalam mimpi China, sebagaimana diutarakan oleh pemimpin China Xi Jinping, untuk menjadikan negara tersebut sebagai kekuatan luar angkasa yang unggul. Hal ini terjadi karena beberapa negara, termasuk AS, juga meningkatkan upaya mereka dalam misi eksplorasi ke Bulan.
Simak Video "Video Detik-detik Roket Starship SpaceX Meledak saat Uji Terbang"
(rns/afr)