Ular piton atau sanca batik/sanca kembang (Malayopython reticulatus) merupakan spesies ular piton asli Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ia adalah ular terpanjang di dunia, dan terberat ketiga setelah anaconda hijau dan ular piton Burma.
Ular ini tidak masuk daftar hewan terancam International Union for Conservation of Nature (IUCN) karena penyebarannya luas. Di beberapa negara di wilayah jelajahnya, ia diburu untuk diambil kulitnya, digunakan dalam pengobatan tradisional, dan dijual sebagai hewan peliharaan. Karena itu, sanca batik adalah salah satu reptil penting secara ekonomi.
Dikutip detikINET dari Britannica, ular piton batik terpanjang yang pernah tercatat ukurannya mencapai 10 meter. Mereka mendiami kawasan hutan tropis di Indonesia, Filipina, dan wilayah lain di Asia Tenggara. Di Indonesia, baru-baru ini ular itu bikin heboh karena menelan seorang manusia di Sulawesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentang geografisnya terbentang dari Bangladesh ke arah timur hingga Filipina dan ke selatan melalui Kepulauan Sunda Besar di Indonesia hingga pulau-pulau kecil di tepi timur Laut Banda.
Walau beberapa individu panjangnya luar biasa, sebagian besar panjangnya kurang dari 5 meter dan berat antara 75 dan 175 kg, di mana betina lebih besar daripada jantan. Matanya berwarna oranye dengan pupil vertikal. Tertanam di dalam sisik bibir, ada lubang penginderaan panas yang dapat mendeteksi benda atau mangsa apa pun yang suhunya melebihi suhu lingkungan sekitar.
Ular ini aktif di malam hari, bersembunyi di pepohonan dan rerumputan tinggi dan bisa juga selokan di daerah perkotaan. Ia mengincar burung, mamalia, atau reptil berada dalam jangkauan serangannya. Kadang ular ini menyerang manusia walau jarang terjadi. Serangan dipicu oleh getaran atau panas dari mangsa ular ini.
Ular piton ini tidak berbisa. Ia tidak membunuh mangsa dengan gigitan, namun dengan cara membuatnya mati lemas, melingkari korbannya dan meremas otot-ototnya dengan kuat untuk membatasi aliran darah sebelum menelannya.
Pakar dari Cornell University, Dr Harry W. Greene, menyebut kematian mungkin datang dalam hitungan menit, tapi butuh waktu lama untuk menelan mangsa. Dalam hitungan detik ia akan melilit kuat ke seluruh tubuh, memutus sirkulasi darah ke otak, menutup saluran udara, dan mencegah dada mengembang. Dari salah satu atau semua alasan tersebut, seseorang akan cepat mati.
Lalu datanglah proses menelan. Ular piton bisa menelan manusia karena rahang bawahnya secara tak langsung menempel pada tengkorak sehingga membuatnya bisa mengembang.
Menurut Greene, proses menelan bisa berlangsung selama sekitar satu jam hingga korban sepenuhnya berada di dalam perutnya. Setelah makan besar, ular ini bisa tidak aktif selama berminggu-minggu saat makanannya dicerna.
Selama musim kawin, yang berlangsung Februari dan Maret, ular jantan berusaha memanggil betina dengan menciptakan getaran, karena ular ini pendengaran dan penglihatannya buruk. Spesies ini dewasa secara seksual antara usia 3 dan 5 tahun, dan dapat hidup sekitar 22 tahun di alam liar dan hingga 32 tahun di penangkaran.
(fyk/fyk)