Berasal dari Asia Timur, laba-laba ini telah menyebar ke seluruh tenggara Amerika Serikat sejak kemunculan pertama mereka di Georgia sekitar tahun 2010. Tahun ini, diperkirakan mereka bisa mencapai sejauh utara New Jersey.
Laba-laba Joro memiliki warna kuning dan hitam yang mencolok dengan bentang kaki mencapai 10 sentimeter. Mereka memiliki kemampuan unik untuk terbang menggunakan metode ballooning, yang mempercepat penyebarannya ke berbagai negara bagian tenggara AS dan kini mengancam wilayah utara. Peringatan mengenai penyebaran mereka telah lama terdengar.
Pada Oktober 2023, David Coyle, asisten profesor di Departemen Kehutanan dan Konservasi Lingkungan di Clemson University, mengatakan bahwa spesies ini sudah ada di mana-mana.
Coyle terlibat dalam sebuah penelitian yang menggunakan teknik pemodelan untuk memprediksi sebaran laba-laba Joro, lalu menerapkan hasilnya ke seluruh wilayah AS.
"Data tersebut menunjukkan bahwa laba-laba ini akan dapat menghuni sebagian besar wilayah timur AS. Ini menunjukkan bahwa area kenyamanan mereka di habitat asli mereka sangat cocok dengan sebagian besar wilayah Amerika Utara. Kecuali ada keadaan tak terduga, kami memperkirakan jangkauan laba-laba ini akan terus meluas, kemungkinan ke utara, dan kami sudah melihat itu dengan beberapa populasi di Maryland." ujar Coyle.
Laba-laba Joro pertama kali ditemukan di Georgia, di mana mereka cepat beradaptasi baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Kabar baiknya meski berbisa, racun laba-laba Joro tidak mematikan manusia. Taring mereka umumnya tak mampu menembus kulit manusia, namun gigitannya dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan alergi pada beberapa individu.
"Ini bukan hanya laba-laba jinak yang datang untuk menangkap dan membunuh sesuatu. Mereka juga mendorong keluar spesies asli dan menangkap serta membunuh apa pun yang terjebak dalam jaring mereka," kata Coyle.
Namun ada pula yang menilai bahwa laba-laba Joro mungkin tidak begitu berbahaya bagi ekosistem seperti yang dikhawatirkan. Beberapa peneliti percaya bahwa mereka mungkin tidak secara signifikan mengganggu keanekaragaman hayati lokal, meski ada bukti bahwa laba-laba ini menggusur spesies asli. Dampak keseluruhannya masih dalam penelitian.
Laba-laba Joro diyakini masuk ke AS secara tidak sengaja melalui pengiriman kargo dan perdagangan internasional. Reproduksi cepat dan kemampuan beradaptasi mereka terhadap berbagai lingkungan telah mempercepat penyebarannya, menjadikannya spesies invasif yang tangguh.
Masyarakat disarankan untuk waspada terhadap keberadaan laba-laba ini namun tak perlu panik, karena mereka tidak menimbulkan ancaman signifikan bagi manusia atau hewan. Untuk saat ini, fokusnya pada pemantauan dan pengelolaan penyebaran laba-laba ini guna mengurangi dampaknya terhadap populasi manusia dan satwa liar lokal.
*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Hii... Penampakan Serbuan Laba-laba di Kintamani Bali"
(fyk/fyk)