BRIN Ungkap Rencana Bikin Konstelasi Satelit Indonesia
Hide Ads

BRIN Ungkap Rencana Bikin Konstelasi Satelit Indonesia

Mohammad Frizki Pratama - detikInet
Jumat, 07 Jun 2024 19:45 WIB
Artwork ilustrasi satelit ERS-2 meluncur ke Bumi
Ilustrasi satelit. Foto: ESA
Jakarta -

BRIN mengungkap rencana membuat konstelasi satelit Indonesia sehingga tidak perlu membeli data citra satelit dari luar. Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala BRIN, Dr Laksana Tri Handoko, Rabu (5/6/2024).

Selain itu, Ia menjelaskan bahwa Indonesia harus memiliki konstelasi satelit yang optimal. "Jadi sejak awal mindset kita adalah kita harus punya konstelasi satelit seoptimal mungkin," jelasnya.

Salah satu topik yang juga dibahas adalah tentang akuisisi data terintegrasi secara berkelanjutan. BRIN menjelaskan rencananya untuk melakukan integrasi remote sensing dengan satelit serta pengembangan konstelasi satelit remote sensing pada orbit rendah (LEO) yang juga diperlukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BRIN juga akan mengerahkan armada kapal riset yang berguna untuk mengumpulkan data dari konstelasi satelit itu secara komprehensif dan menjadi basis ekonomi baru berbasis antariksa.

Target utama dari akuisisi data tersebut adalah mendapatkan data yang berkualitas secara berkelanjutan dengan biaya yang efektif. Ini juga diharapkan melibatkan sektor swasta serta berbagai sumber pendanaan

ADVERTISEMENT

Tujuannya adalah mendukung perkembangan ekonomi berbasis teknologi dengan memanfaatkan data untuk industri dan startup. Lalu, mengembangkan aplikasi khusus untuk berbagai kebutuhan seperti penangkapan ikan, mitigasi bencana, perkebunan, pertanian, pengelolaan sampah plastik, cuaca, iklim, pemetaan, perencanaan wilayah, perdagangan karbon, dan pemantauan lingkungan.

BRIN nantinya akan menyediakan data mentah dan algoritma dasar, sementara sektor swasta dan startup akan mengembangkan aplikasi dan layanan untuk berbagai sektor seperti perkebunan, perikanan, dan urban planning.

Terdapat lima stasiun bumi yang nantinya akan membantu menyukseskan tujuan tersebut. Stasiun bumi itu berada di Bukittinggi, Bogor, Pontianak, Parepare, dan Biak. Selanjutnya, Indonesia juga berpotensi untuk menjadi tempat peluncuran satelit. Hal itu memanfaatkan lokasi ekuatorial Indonesia yang menguntungkan.

Nantinya juga akan dibangun bandar antariksa di Biak Utara dengan luas lahan yang sudah disiapkan sebesar 100 hektar yang masih akan terus bertambah. Beberapa integrasi pembangunan juga dilakukan untuk mendukung fasilitas bandar antariksa tersebut.

Adapun fasilitas-fasilitas tersebut seperti landasan peluncuran RPS ( Roket Peluncur Satelit), gedung pendukung kontrol, lab, dan kantor. Lalu juga infrastuktur jalan, kebun raya nasional, dan dermaga armada kapal riset yang nantinya juga dapat digunakan oleh nelayan.

Bandar antariksa ini nantinya juga tidak hanya akan digunakan oleh Indonesia, tapi juga dapat digunakan oleh negara-negara sekitar.

"Karena Bandara Aatariksa berpotensi besar tentu Bandara Antariksa bukan eksklusif untuk Indonesia tapi kita buka sebagai Bandara antariksa kawasan setidaknya Asia Pasifik dan siapapun itu, jadi bisa menjadi bisnis murni," ujar Handoko.

Selain itu, BRIN juga akan berkolaborasi dengan kampus baik Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta. "Semua skema di BRIN kan terbuka ya. Jadi tidak hanya kampus bahkan industri juga ya." tutupnya.

*Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(fyk/fyk)