Ngeri Banget, Satelit Albedo Bisa Zoom Wajah dari Luar Angkasa
Hide Ads

Ngeri Banget, Satelit Albedo Bisa Zoom Wajah dari Luar Angkasa

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 25 Feb 2024 22:30 WIB
Satelit Albedo
Ngeri Banget, Satelit Albedo Bisa Zoom Wajah dari Luar Angkasa. Foto: Albedo via Daily Mail
Jakarta -

Pakar privasi dibuat was-was dan memperingatkan akan bahaya satelit baru yang akan diluncurkan pada 2025. Satelit ini mampu memata-matai setiap gerakan kita, bahkan zoom wajah dengan detail.

Satelit yang dibuat oleh startup teknologi bernama Albedo ini memiliki kualitas gambar sangat tinggi sehingga dapat memperbesar (zoom) orang atau pelat nomor dari luar angkasa. Kemampuan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli bahwa satelit tersebut akan menciptakan skenario 'bos yang selalu mengawasi'.

Albedo mengklaim satelit tersebut tidak akan memiliki perangkat lunak pengenalan wajah tetapi tidak menyebutkan bahwa satelitnya akan berupaya menghindari pencitraan orang atau melindungi privasi orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Albedo menandatangani dua kontrak terpisah senilai jutaan dolar dengan Angkatan Udara AS dan Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional AS untuk membantu pemerintah memantau potensi ancaman terhadap keamanan nasional AS.

Perusahaan ini menggelontorkan dana USD 35 juta bulan lalu untuk mengkomersialkan satelit Very Low Earth Orbit (VLEO). Sebelumnya, mereka juga mengumpulkan pendanaan sebesar USD 48 juta pada September 2022.

ADVERTISEMENT

Salah satu pendiri Albedo, Topher Haddad, mengatakan dia dan timnya berharap bisa memiliki armada yang terdiri dari 24 pesawat ruang angkasa.

Satelit AlbedoFoto: Albedo via Daily Mail

"Ini adalah kamera raksasa di angkasa yang dapat digunakan oleh pemerintah mana pun kapan pun tanpa sepengetahuan kita," kata Jennifer Lynch, penasihat umum Electronic Frontier Foundation, dikutip dari Daily Mail.

"Kita patut khawatir. Ini membawa kita selangkah lebih dekat ke dunia yang selalu diawasi," tambah Jonathan C. McDowell, astrofisikawan di University of Harvard.

Albedo didirikan pada tahun 2020 dan mulai membangun satelitnya pada tahun berikutnya dengan teknologi close-up yang dimungkinkan oleh langkah pemerintahan Presiden AS ke-45 Donald Trump untuk melonggarkan peraturan pemerintah mengenai resolusi satelit sipil pada tahun 2018.

Trump saat itu memperbarui Praktik Standar Mitigasi Puing-puing Orbital AS dan membuat pedoman baru untuk desain dan pengoperasian satelit.

Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) sebelumnya, adalah ilegal untuk membuat satelit yang dapat melihat kurang dari 30cm. Pada jarak tersebut, satelit hanya dapat mengidentifikasi mobil dan rumah, tetapi tidak dapat mengidentifikasi orang secara individu.

Berdasarkan arahan baru Trump, satelit diizinkan untuk melacak objek di ruang angkasa berukuran sekitar 10 sentimeter, sehingga akan meningkatkan cara Angkatan Udara membuat katalog objek.

Mayoritas satelit mengorbit sekitar 160 km hingga 2.000 km dari Bumi, dan saat ini semua satelit dapat mengorbit pada objek yang berdiameter sekitar 30cm.

Dari jarak ini, satelit hanya dapat melihat hal-hal seperti rambu jalan dan nomor ekor pesawat. Namun Albedo, bertujuan untuk memperbesarnya lebih dekat lagi.

Satelit mereka akan menghasilkan gambar dengan diameter hanya 10cm dengan cermin teleskop yang dipoles hingga berukuran 1/1000 ukuran rambut manusia.

Satelit AlbedoFoto: Albedo via Daily Mail

Citra cm yang lebih kecil berarti gambar tidak akan terlalu berpiksel, sehingga pengguna satelit dapat melihat objek, tempat, dan orang dengan lebih akurat.

Satelit-satelit tersebut diklaim dapat digunakan untuk tindakan penyelamatan jiwa seperti membantu pihak berwenang memetakan zona bencana. Satelit Albedo menggunakan antarmuka intuitif untuk memantau dan melacak tren citra yang ada dan jalur pengiriman cloud-centric dapat mengumpulkan informasi dalam waktu kurang dari satu jam.

Haddad merespons kekhawatiran bahwa satelit ini akan menghancurkan hak privasi masyarakat. "Kami sangat sadar akan implikasi privasi dan potensi penyalahgunaan, dan memperkirakan hal ini akan menjadi masalah yang berkelanjutan dan terus berkembang seiring berjalannya waktu," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa resolusi 10cm satelit tersebut akan mampu mengidentifikasi orang-orang, namun mengklaim bahwa perusahaannya hanya akan menyetujui penggunaan berdasarkan kasus per kasus dan akan membangun alat internal yang kuat untuk menemukan pelaku kejahatan, serta langkah-langkah nyata untuk melakukan hal tersebut. Detail tersebut menurutnya telah ditambahkan pada klausul hukuman pada syarat dan ketentuan mereka.




(rns/fay)