Cuaca Ekstrem Belakangan, Apa Itu El Nino dan La Nina
Hide Ads

Cuaca Ekstrem Belakangan, Apa Itu El Nino dan La Nina

Tim - detikInet
Senin, 05 Feb 2024 14:10 WIB
Petani melihat buah jeruk yang rontok sebelum panen di sentra agribisnis jeruk di Selorejo, Malang, Jawa Timur, Kamis (4/1/2024). Petani jeruk setempat mengeluhkan dampak penghujung fenomena iklim El Nino berupa perbedaan suhu ekstrim siang dan malam hari yang diiringi dengan serangan hama lalat buah serta penyakit dahan yang membuat buah jeruk rontok sebelum panen sehingga selain produksinya turun dari 30 ton menjadi 21 ton per hektare biaya produksi juga membengkak karena petani harus melakukan penyiraman pestisida dua kali lebih sering yakni dari 10 hari sekali menjadi 5 hari sekali. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Pertanian Jeruk di Malang Terdampak El Nino, Rontok Sebelum Panen. Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jakarta -

Belakangan ini cuaca ekstrem sedang melanda Indonesia. Karena itu, penting untuk belajar mengenali apa itu El Nino dan La Nina yang dapat mempengaruhi iklim global.

Ada beberapa perbedaan El Nino dan La Nina. El Nino terjadi ketika suhu permukaan laut menjadi lebih hangat, sementara La Nina terjadi ketika suhu permukaan laut menjadi lebih dingin. Nah, walaupun keduanya terkait perubahan suhu dan pola curah hujan di berbagai wilayah, mereka punya karakteristik yang berbeda.

Apa Bedanya El Nino dan La Nina?

Melansir situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah suatu fenomena di mana suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia. Karena itu, El Nino menyebabkan Indonesia dilanda kekeringan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan La Nina, terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sedang mengalami pendinginan di bawah kondisi normal. Dengan begitu, terjadi pengurangan pertumbuhan awan meningkatkan curah hujan di Indonesia.

Penyebab El Nino dan La Nina

Baik El Nino maupun La Nina, sama-sama terjadi akibat interaksi antara permukaan laut dengan atmosfer di Pasifik tropis. Perubahan suhu muka laut di wilayah tersebut mempengaruhi atmosfer di atasnya.

ADVERTISEMENT

Perubahan atmosfer mempengaruhi pula perubahan suhu dan arus laut melalui mekanisme umpan balik atmosfer-laut. Sistem interaksi atmosfer-laut ini berosilasi antara kondisi hangat (El Nino) ke netral atau dingin (La Nina) rata-rata memiliki siklus setiap 3-4 tahun, dan mempengaruhi pola iklim di seluruh dunia setiap 3-4 tahun.

El Nino dan La Nina rata-rata terjadi setiap 3-5 tahun. Namun, dalam catatan sejarah interval antarperistiwa bervariasi dari 2 hingga 7 tahun.

El Nino dan La Nina biasanya berlangsung sekitar 9-12 bulan. Namun, beberapa kejadian La Nina dan El Nino bisa berlangsung lebih lama tergantung dari intensitasnya.

Manfaat Prediksi El Nino dan La Nina

Dengan prediksi El Nino dan La Nina, ini akan membantu dalam peringatan dini dan antisipasi terjadinya iklim ekstrem. Ini berasosiasi dengan bencana hidrometeorologi seperti banjit, tanah longsor, hingga kekeringan.

Prediksi itu juga dapat membantu untuk mengurangi kerugian dan biaya yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologis sebagai dampak dari La Nina dan El Nino. Prediksi awal terjadinya La Nina dan El Nino ini bermanfaat dalam membantu perencanaan dan pengelolaan berbagai sektor seperti sumber daya air, energi, transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan serta menghindari atau mengurangi potensi kerugian yang lebih besar.




(ask/ask)