Heboh Cadangan Es Raksasa Ditemukan di Planet Mars
Hide Ads

Heboh Cadangan Es Raksasa Ditemukan di Planet Mars

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 21 Jan 2024 07:40 WIB
Lapisan es di Planet Mars
Temuan lapisan es raksasa di Mars. Foto: ESA
Jakarta -

Penemuan terbaru oleh European Space Agency (ESA) di Planet Mars bikin heboh. Pesawat antariksa milik ESA, Mars Express, menemukan cadangan es raksasa di Planet Merah itu yang jika mencair, bisa menutupi seluruh planet dengan kedalaman antara 1,5 sampai 2,7 meter.

Lokasinya di area Medeusae Fossae di ekuator Mars, yang pertama kali ditemukan pada tahun 2007. Temuan terkini itu memberi pertanda baru bahwa mungkin ada kehidupan di Mars.

Dikutip detikINET dari Space.com, ini bukanlah pertama kali ada bukti es terdapat di Planet Mars. Tapi temuan kali ini adalah yang paling besar. Cadangan itu berada di bawah tanah dan sangat tebal, sampai 3,7 kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan ini dipandang akan sangat membantu pasokan air bagi astronaut masa depan yang akan mendarat di sana. Namun memang kesulitannya, lokasinya yang dalam akan menyulitkan untuk mengaksesnya.

Pada tahun 2007, ilmuwan sudah menyadari ada sesuatu yang terkubur di ekuator Mars, tapi belum diketahui jenisnya. Kemungkinan adalah debu atau abu vulkanis, mungkin saja air. Tetapi yang dapat dipastikan, ukurannya sangat besar.

ADVERTISEMENT

Jika itu adalah debu, maka lama kelamaan akan runtuh. "Karena kedalamannnya, jika area ini adalah debu, maka akan runtuh oleh beratnya sendiri," kata Andrea Chicchetti, pakar fisika di National Institute for Astrophysics.

Maka materialnya disimpulkan bukan debu, melainkan sesuatu yang lebih padat. Penelitian. terbaru pun menyimpulkan, yang ada di sana ternyata adalah cadangan es yang luar biasa banyaknya. Namun secara teknis, cadangan itu belum dapat diakses meskipun ada manusia atau teknologi ke sana.

"Sayangnya, deposit es ini ditutupi oleh debu ratusan meter, membuatnya tidak dapat diakses setidaknya dalam beberapa dekade. Namun setiap es di Mars akan membuat gambaran lebih baik di mana air di Mars dulu mengalir dan di mana sekarang bisa ditemukan," kata Colin Wilson, Project Scientist di ESA.




(fyk/rns)