Misteri Punahnya Kera Raksasa Purba Terungkap
Hide Ads

Misteri Punahnya Kera Raksasa Purba Terungkap

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 14 Jan 2024 14:00 WIB
Kera raksasa
Misteri Punahnya Kera Raksasa Purba Terungkap. Foto: Live Science
Beijing -

Ilmuwan mungkin akhirnya memecahkan misteri mengapa kera terbesar yang pernah hidup di Bumi punah. Bukti baru menunjukkan bahwa kera raksasa tersebut kesulitan beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Dalam studi di jurnal Nature, ilmuwan menemukan primata terbesar yang diketahui, Gigantopithecus blacki, kemungkinan besar punah antara 295.000 dan 215.000 tahun lalu. Diduga mereka gagal menyesuaikan pola makan atau perilaku terhadap perubahan lingkungan yang dimulai sekitar 700.000 tahun silam di habitatnya.

G. blacki pertama kali muncul sekitar 2 juta tahun silam. Ia diidentifikasi tahun 1935 oleh ahli paleontologi Jerman Gustav von Koenigswald setelah ia menemukan gigi gerahamnya. Sejak itu, peneliti menemukan ribuan gigi dan beberapa tulang rahang parsial, namun belum ada kerangka lengkap pernah ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepunahan primata raksasa ini, yang tumbuh setinggi 3 meter dan berat hingga 270 kilogram, telah lama membingungkan ahli paleontologi. "G. blacki adalah teka-teki dalam paleontologi. Bagaimana mungkin makhluk sebesar itu punah saat primata lain beradaptasi dan bertahan hidup?" kata Yingqi Zhang, profesor di Institut Paleontologi Vertebrata dan Palaeoanthropology di Chinese Academy of Sciences.

Dalam studi baru tersebut, para ilmuwan menganalisis sisa-sisa fosil gigi, catatan serbuk sari, dan tanggal geologis untuk menemukan bukti punahnya kera raksasa tersebut dan menentukan garis waktu penurunan populasinya secara rinci.

ADVERTISEMENT

Mereka menemukan bahwa 2,3 juta tahun lalu, pada akhir masa Pleistosen tengah, kera raksasa menikmati makanan kaya buah-buahan dan hidup di hutan lebat. Namun sekitar 600.000 hingga 700.000 tahun yang lalu, habitat ini mulai berubah dan lambat laun menjadi padang rumput terbuka.

Analisis serbuk sari dan fosil menunjukkan bahwa selama periode ini, iklim dan tanaman menjadi lebih bersifat musiman dan ketersediaan air menjadi kurang konsisten karena wilayah tersebut mulai mengalami musim kemarau.

Selama masa ini, G. blacki semakin besar, sehingga meningkatkan jumlah makanan yang dibutuhkannya. Kera raksasa ini juga mempunyai jangkauan geografis yang lebih kecil untuk mencari makan dibandingkan dengan kera besar lainnya.

Perubahan habitat dan ketidakmampuan kera untuk beradaptasi pada akhirnya menghancurkan spesies tersebut. Penelitian sebelumnya menunjukkan kera itu punah sekitar 200.000 tahun lalu, namun data baru menunjukkan pada 300.000 tahun silam, jumlahnya menurun drastis sebelum lenyap sama sekali antara 295.000 dan 215.000 tahun silam.




(fyk/asj)