Jam Kiamat Seseram Namanya, 'Ramalan' Kondisi Bumi Kita
Hide Ads

Jam Kiamat Seseram Namanya, 'Ramalan' Kondisi Bumi Kita

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 09 Jan 2024 07:48 WIB
WASHINGTON, DC - JANUARY 24: The 2023 Doomsday Clock is moved ahead of a live-streamed event with members of the Bulletin of the Atomic Scientists on January 24, 2023 in Washington, DC. This year the Doomsday Clock is set at ninety seconds to Midnight (Photo by Anna Moneymaker/Getty Images)
Jam Kiamat Seseram Namanya, 'Ramalan' Kondisi Bumi Kita. Foto: Getty Images/Anna Moneymaker
Jakarta -

Doomsday Clock atau Jam Kiamat diatur ulang setiap awal tahun. Ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) akan memberikan 'ramalan' mengenai nasib Bumi.

Penyetelan ulang biasanya akan dilakukan di bulan Januari, dan akan disiarkan langsung di situs BAS, atau di halaman Facebook dan YouTube mereka. Mereka akan mengumumkan apakah waktu pada Jam Kiamat yang ikonik itu berubah atau tidak.

Apa Itu Jam Kiamat

Jam Kiamat adalah jam simbolis yang mewakili kemungkinan risiko bencana global buatan manusia. Simbol ini dikelola sejak tahun 1947 oleh para ilmuwan anggota BAS di University of Chicago, Amerika Serikat (AS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan BAS adalah sebuah organisasi yang terdiri dari para ahli dan ilmuwan yang bertugas menilai kemajuan ilmu pengetahuan dan risikonya pada manusia.

BAS didirikan sekelompok ilmuwan atom yang bekerja pada uji coba bom nuklir Manhattan Project. Nama itu diambil dari kode untuk pengembangan bom atom pada masa Perang Dunia II.

ADVERTISEMENT

Awalnya, Jam Kiamat dibuat untuk melakukan pengukuran risiko ancaman nuklir. Waktu pada jam telah berubah sesuai dengan seberapa dekat para ilmuwan meyakini umat manusia akan mengalami kehancuran total.

BAS mengakui bahwa jam tersebut tidak dirancang untuk mengukur ancaman konkret soal kehancuran Bumi. Namun, keberadaannya bisa dijadikan pemicu percakapan tentang topik ilmiah yang rumit seperti perubahan iklim.

Cara Membaca Jam Kiamat

Semakin dekat jarum jam menuju ke angka 12.00 waktu tengah malam, artinya semakin dekat manusia menuju kehancuran Bumi, menurut perhitungan para ilmuwan.

Tentu bukan artinya ini waktu sungguhan menuju kiamat, melainkan jam ini adalah simbol dari potensi kehancuran Bumi karena banyaknya kerusakan.

Dikutip dari BBC, jam ini tidak ditujukan untuk memberi tahu kita seberapa besar risiko yang dihadapi umat manusia, tetapi seberapa baik kita merespons risiko itu.

Pertama kali diatur di tahun 1947, jam ini dinyatakan 7 menit menuju tengah malam. Namun, semakin bertambahnya kehancuran Bumi akibat banyak hal mulai dari bahaya nuklir, disinformasi, hingga perubahan iklim, jarum semakin mendekat menuju tengah malam.

Sepanjang catatan yang ada, jarak paling lama Jam Kiamat adalah 17 menit menuju tengah malam saat diatur ulang di tahun 1991.

Hal itu terjadi saat Presiden Amerika Serikat (AS) George Bush dan presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan pengurangan persenjataan nuklir di masing-masing negara.

Perang, uji coba nuklir, perubahan iklim, hingga dampak pandemi adalah beberapa hal yang menjadi pertimbangan ilmuwan. Masalah-masalah ini tidak tercipta oleh krisis global individual, namun bersifat sistemik, dan inilah yang coba diukur oleh Jam Kiamat. Dari sana, ilmuwan kemudian akan menentukan berapa menit atau bahkan detik Jam Kiamat menuju waktu tengah malam.




(rns/afr)