Paratethys Dulu Danau Terbesar di Bumi, Kondisinya Kini Tak Sama Lagi
Hide Ads

Paratethys Dulu Danau Terbesar di Bumi, Kondisinya Kini Tak Sama Lagi

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 31 Des 2023 07:45 WIB
Danau terbesar di dunia
Paratethys Dulu Danau Terbesar di Bumi, Kondisinya Kini Tak Sama Lagi. Foto: Palcu D/Scientific Report
Jakarta -

Paratethys pernah menjadi danau terbesar yang pernah ada di Bumi. Begitu luasnya wilayah ini, hingga mencatat rekor dunia menurut Guinness World Record.

Paratethys diperkirakan terbentuk sekitar 12 juta tahun yang lalu. Pegunungan ini mencakup area seluas 2,8 juta kilometer persegi dari tepi sisi timur Pegunungan Alpen hingga melintasi Eropa Timur hingga mencapai Kazakhstan di Asia Tengah.

Begitu luasnya danau ini, sehingga para ilmuwan dan peneliti memperkirakan danau tersebut lebih besar dari Laut Mediterania saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Volume air yang terkandung di dalam Paratethys diperkirakan lebih dari 1,77 juta kilometer kubik, lebih dari sepuluh kali lipat volume gabungan semua danau asin dan air tawar di dunia saat ini. Namun, Paratethys bukan tempat yang menyegarkan untuk berenang, karena airnya dianggap payau dan agak asin.

Dikutip dari IFL Science, danau tersebut diperkirakan terbentuk ketika pegunungan di Eropa Tengah menjulang, sehingga memisahkan Laut Paratethys kuno dari lautan dan menciptakan megalako.

ADVERTISEMENT

Parathethys tidak selamanya menjadi area yang luas. Dalam studi tahun 2021, tim peneliti menentukan ukuran dan volume danau. Mereka meninjau kembali waktu geologis untuk menemukan periode pengeringan dalam sejarah danau.

Dalam salah satu periode tersebut, antara 7,65 hingga 7,9 juta tahun yang lalu, danau tersebut diperkirakan telah kehilangan dua pertiga luas permukaannya dan sepertiga volumenya. Namun akhirnya, perairan tersebut terisi kembali setelah terhubung dengan Laut Mediterania.

"Penjelajahan kami di Paratethys lebih dari sekadar rasa ingin tahu. Hal ini mengungkap ekosistem yang sangat responsif terhadap fluktuasi iklim. Dengan menjelajahi bencana alam yang dialami danau besar kuno ini sebagai akibat dari perubahan iklim, kami mendapatkan wawasan berharga yang dapat menjelaskan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini dan perubahan iklim, serta krisis di masa depan di laut beracun, seperti Laut Hitam," kata Dr. Dan Palcu dan Paleomagnetic Laboratory Fort Hoofddijk of the Department of Earth Sciences.

Namun bagaimana dengan makhluk yang merasa danau itu sebagai rumahnya? Menurut penelitian, danau tersebut adalah rumah bagi berbagai fauna termasuk anjing laut, gajah purba, dan Cetotherium rabinini, paus terkecil yang pernah ditemukan dalam catatan fosil.

'Kejayaan' Paratethys berakhir antara 6,7 hingga 6,89 juta tahun yang lalu ketika terbentuk saluran keluar akibat erosi di tepi barat daya danau.

"Air yang mengalir darinya kemungkinan besar membentuk "air terjun yang mengesankan," kata Palcu.




(rns/rns)