Temuan Gigi Raksasa Ungkap Sarang Megalodon

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 23 Des 2023 22:15 WIB
Temuan Gigi Raksasa Ungkap Sarang Megalodon Foto: Historical Biology
Jakarta -

Sekelompok ilmuwan menemukan gigi megalodon pertama yang diawetkan di habitat alami makhluk yang telah punah tersebut.

Ahli paleontologi di Wyoming University melihat gigi berusia 3,5 juta tahun itu tergeletak di gunung laut lebih dari 10.000 kaki di bawah Pasifik Utara dekat Hawaii.

Gigi berukuran 7 cm ini adalah gigi pertama yang ditemukan jauh di dalam laut, karena sebagian besar gigi megalodon dikeruk dari sedimen dasar laut.

Karena spesimen tersebut hanya sebagian fosilnya, tim dapat melihat detail yang sangat indah yang belum pernah ada sebelumnya, bahkan enamel dan pulpa spons di dalamnya masih utuh.

Penemuan ini terjadi secara tidak sengaja ketika para ilmuwan menyurvei daerah tersebut dengan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk memahami geologi dan biologi laut dalam.

ROV menemukan gunung bawah laut, dan gigi itu tergeletak di antara bebatuan, tidak tertutup dan tidak terganggu.

"Ada area dasar laut, terutama cekungan laut dalam yang jauh dari daratan, yang tidak ada pengendapan sedimen terjadi dalam jangka waktu lama," kata Tyler Greenfield, ahli paleontologi di Wyoming University, dikutip dari Daily Mail.

"Ada kemungkinan juga gigi terkikis dan berubah menjadi sedimen yang lebih muda, tapi hal itu mungkin tidak terjadi dalam kasus ini," ujarnya.

Tepi tajamnya yang bergerigi masih utuh, menunjukkan bahwa ia tidak copot dari batu di sekitarnya dan terjatuh di laut sebelum ditemukan.

Banyak fosil gigi hiu yang ditemukan di pantai-pantai di seluruh dunia dihaluskan melalui proses ini setelah mereka copot dari formasi batuan tempat mereka terjebak.

Namun dalam kasus spesimen baru ini, pinggirannya yang tidak rata menunjukkan cerita yang berbeda. Salah satu alasannya, tulis para peneliti, adalah lokasinya.

Fosil biasanya terbentuk ketika tumbuhan atau hewan mati tertutup tanah atau pasir, seperti makhluk laut seperti megalodon.

Ketika semakin banyak lapisan sedimen menumpuk di tubuh, mineral menggantikan tulang atau dinding sel dan mengubah sisa-sisa menjadi salinan batuan sempurna dari aslinya.

Inilah sebabnya mengapa sebagian besar fosil ditemukan terjepit di dalam lapisan formasi batuan sedimen.

Namun hal seperti ini tidak terjadi pada gigi megalodon. Ia menghabiskan beberapa juta tahun terakhir dengan bertengger di puncak punggung bawah laut, tempat arus laut mencegah pasir menutupinya.

Hal lain yang membuat spesimen ini unik adalah, hanya bagian luar gigi yang tampak menjadi fosil. Ujungnya patah, begitu pula alasnya, sehingga memperlihatkan daging spons di dalamnya.

Mineral mangan mulai menempel pada gigi, tetapi sejauh ini hal itu baru terjadi sebagian. Biasanya, ketika mangan memfosil pada gigi yang bagian dalamnya terbuka, hasilnya hanyalah enameloid atau cangkang gigi berlubang.

Cacing laut dalam diketahui memakan daging gigi hiu yang terbuka, sehingga mempercepat prosesnya.

"Mustahil untuk mengetahui apakah hal ini terjadi, walaupun hiu bergigi besar pasti akan menjadi sumber makanan yang baik," tulis penulis penelitian yang dipublikasikan di Historical Biology tersebut.

Menurut penelitian sebelumnya terhadap fosil tersebut, sebagian besar megalodon tampaknya hidup di pantai. Sisa-sisa hiu prasejarah ini biasanya ditemukan di formasi batuan pantai.

Dan meski gigi ini ditemukan jauh dari daratan kering, di tengah Samudera Pasifik, gigi ini bukanlah yang pertama ditemukan di dasar laut lautan terbuka.

Catatan menunjukkan sisa-sisa megalodon lainnya telah ditemukan di sana, memunculkan dugaan di tempat tersebut ada banyak megalodon pada masanya, kemungkinan menjadi sarangnya.

"Penjelasan yang mungkin mengenai distribusi lokasi temuan ini bisa jadi adalah migrasi lintas samudera," tulis para peneliti.

Hiu putih besar, yang menggantikan megalodon sebagai hiu terbesar di lautan, diketahui bermigrasi. Mereka menyimpulkan bahwa temuan langka ini menunjukkan betapa pentingnya untuk terus menjelajahi laut dalam dengan peralatan berteknologi tinggi.



Simak Video "Gua Kolotok, Dari Mitos Santet ke Perburuan Gigi Megalodon di Sukabumi"

(rns/afr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork