Aneh, Telaga di Hawaii Berubah Warna Menjadi Ungu
Hide Ads

Aneh, Telaga di Hawaii Berubah Warna Menjadi Ungu

Khalisa Fitri - detikInet
Kamis, 16 Nov 2023 07:45 WIB
Telaga Hawaii
Telaga di Hawaii berubah warna jadi ungu. Foto: CNN
Hawaii -

Di Hawaii, sebuah telaga berubah warna menjadi ungu. Kelihatannya memang indah tetapi ternyata fenomena ini terindikasi sebagai tanda-tanda perubahan iklim.

Sejak 30 Oktober lalu, Suaka Margasatwa Nasional Telaga Keali mengalami fenomena langka di mana air telaganya berubah menjadi warna ungu. Telaga ini merupakan salah satu dari sedikit rawa asin di pesisir Pulau Maui dan baru saja mengalami kekeringan ekstrem.

Para ilmuwan meneliti penyebab dari perubahan warna ini. Sampel air pun dikirimkan ke Universitas Hawaii untuk diteliti, dan mereka menyimpulkan bahwa halobacterium menjadi biang keladi terciptanya warna ungu di Telaga Keali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Halobacterium merupakan organisme sel tunggal yang berkembang pesat di air asin, seperti Danau Garam Besar di AS dan Laut Mati di Utara Lembah Celah Besar. Bakteri ini mendapatkan julukan sebagai ekstremofil karena kemampuan hidup di lingkungan ekstrem, termasuk di Telaga Keali ini yang mengandung kadar garam lebih tinggi dari lautan.

Terlepas dari namanya yang bermakna kerak garam, salinitas telaga ini telah melonjak tinggi dari biasanya sejak kekeringan parah yang menimpa Maui. Merujuk US Drought Monitor yang dikutip dari CNN, Kamis (16/11/2023), pulau ini memang sedang tersiksa oleh bencana kekeringan. Telaga Keali sendiri menduduki nomor dua sebagai dengan kekeringan terparah di Maui.

ADVERTISEMENT

Belum lagi, Sungai Waikapu membawa air dari Gunung Maui Barat ke Telaga Keali melewati wilayah dengan kekeringan ekstrem. Hal ini mendorong peningkatan kadar garam di telaga sehingga memanjakan halobacterium yang berkembang di sana.

Sekitar 90% wilayah Maui, termasuk pulau-pulau lainnya, sedang berada setidaknya di tengah siksaan kekeringan. Apalagi setelah peristiwa kebakaran hutan yang mematikan di Lahaina pada bulan Agustus.

Sampai saat ini, para ilmuwan masih mempelajari bagaimana krisis iklim bisa memperburuk kondisi Hawaii. Walau begitu, mereka cukup yakin bahwa bencana kekeringan ini bisa bertambah buruk seiring suhu global meningkat.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(fyk/fay)