Viral Video Suku Pedalaman Konfrontasi Buldoser Dekat Tambang Nikel
Hide Ads

Viral Video Suku Pedalaman Konfrontasi Buldoser Dekat Tambang Nikel

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 01 Nov 2023 19:30 WIB
Hongana Manyawa
Viral video suku pedalaman Hongana Manyawa di Indonesia yang mendekati bulldozer di dekat tambang nikel. Para aktivis menyebutnya perebutan tanah suku asli. Foto: Survival International
Jakarta -

Viral video suku pedalaman Hongana Manyawa di Indonesia yang mendekati bulldozer di dekat tambang nikel. Para aktivis mengecamnya dan menyebut aksi pembebasan lahan itu sebagai 'genosida' tanah masyarakat adat.

Melansir IFL Science, suku itu berasal dari Halmahera, Maluku. Di tanah Halmahera, banyak ditemukan nikel yang saat ini menjadi komoditi untuk membuat baterai mobil listrik.

Kisah awal video viral tersebut seperti ini. Suatu ketika, saat para pekerja sedang menggusur lahan yang ada untuk melancarkan pertambangan, muncul segelintir Suku Hongana Manyawa (berarti 'orang yang tinggal di hutan'). Sembari membawa senjata, mereka seakan memberi kode bahwa mereka tidak menyambut kedatangan orang-orang di luar suku mereka. Salah satu pekerja kemudian merekam kejadian itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi pada akhirnya, Suku Hongana Manyawa kabur ketika mendengar deru dari mesin bulldozer.

ADVERTISEMENT

"Hal ini sangat mengejutkan karena kami tidak mengetahui bahwa sebagian hutan tersebut telah ditembus oleh perusahaan. Hal ini terjadi jauh lebih cepat dari yang kami perkirakan," Callum Russell, Asia Research and Advocacy Officer di Survival International, mengatakan kepada IFLScience.

Suku Hongana Manyawa adalah suku yang belum terjamah atau kontak dengan orang luar. Diperkirakan, ada sekitar 300-500 anggota suku yang masih bersih dari pengaruh luar, sementara 3.000 di antaranya sudah mulai kontak dengan dunia luar sejak 1980-an.

Diketahui, Weda Bay Nickel, sebuah perusahaan yang sebagian dimiliki oleh perusahaan pertambangan Perancis Eramet, memulai operasi penambangan di pulau tersebut pada tahun 2019.

"Sungguh ironi bahwa orang-orang ini menyebut diri mereka Hongana Manyawa -- 'Masyarakat Hutan' -- namun merekalah yang dihancurkan atas nama transisi hijau," ujar Russell.

Sementara itu, Weda Bay Nickel berargumentasi bahwa konsesi pertambangan mereka jauh dari wilayah yang dihuni oleh suku pedalaman. Namun, Survival International mengklaim bahwa mereka telah membocorkan dokumen internal yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut menugaskan para antropolog untuk memperingatkan keberadaan orang-orang Hongana Manyawa di dalam dan sekitar wilayah tersebut.




(ask/ask)