Sepanjang sejarah, kebakaran telah menyebabkan perubahan drastis pada pola populasi, infrastruktur, dan jalannya peristiwa-peristiwa di dunia. Berikut tujuh kebakaran yang mengubah sejarah.
1. Pembakaran Perpustakaan Besar Alexandria
Perpustakaan Alexandria adalah bagian dari bangunan yang lebih besar bernama The Mouseion di Alexandria. Isinya kekayaan yang tak terhitung: pengetahuan dunia zaman kuno, tersimpan dalam setengah juta gulungan dari Asyur, Yunani, Persia, Mesir, dan India.
Para sarjana dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke sana untuk belajar dan bekerja. Perpustakaan ini dibangun di bawah pemerintahan Ptolemy I Soter, seorang jenderal Alexander Agung dan pendiri Ptolemeus Mesir, pada tahun 283 SM.
Penghancuran perpustakaan begitu dramatis hingga diabadikan oleh penulis drama William Shakespeare. "Bermainlah sebagai penakluk semaumu Kaisar Perkasa. Tetapi kau maupun orang barbar lainnya tidak berhak menghancurkan satu pun pemikiran manusia." Demikian salah satu cuplikan dialog drama yang menggambarkan peristiwa ini.
Kebakaran yang menghancurkannya diselimuti kontroversi. Plutarch mengklaim Julius Caesar adalah orang bertaggung jawab memulai kebakaran ketika dia membakar kapalnya di pelabuhan ketika mencoba merebut kendali kota pada tahun 48 SM.
Kebanyakan ahli percaya bahwa cabang perpustakaan masih bertahan di kuil Serapeum, hanya untuk dihancurkan pada tahun 391 M oleh Theophilus, uskup Alexandria, dan para pengikut Kristennya, yang kemudian membangun sebuah gereja di lokasi tersebut. Terlepas dari siapa yang harus disalahkan, gulungan tak ternilai yang berisi pengetahuan kuno telah hilang dari sejarah selamanya.
2. Kebakaran Besar London
Kebakaran hutan di California pada tahun 2020 bukanlah kebakaran besar pertama yang terjadi selama pandem. Kebakaran besar di London melanda kota selama Wabah Hitam (Black Death) dan menghancurkan lebih dari 13 ribu rumah, menyebabkan 100 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Dari tanggal 2 September hingga 6 September 1666, kebakaran memusnahkan sebagian besar kota abad pertengahan dan merusak bangunan ikonik seperti Katedral St. Paul. Orang-orang melarikan diri dengan membawa barang-barang seadanya.
Membangun kembali London memakan waktu lebih dari 30 tahun, namun desain kota karya arsitek terkenal Sir Christopher Wren masih dapat dilihat hingga saat ini pada bangunan-bangunan batu kota dan jalan-jalan yang lebih lebar, yang menggantikan gang-gang sempit dan bangunan kayu yang telah hilang akibat kebakaran. Kebakaran di London juga melahirkan dua industri baru, yakni asuransi properti modern dan pemadam kebakaran.
3. Kebakaran Besar di New York
Kebakaran Besar tahun 1835 terjadi di tengah wabah kolera di Kota New York. Pada malam yang sangat dingin tanggal 16 Desember 1835, sebuah gudang di pusat kota terbakar. Angin kencang mengipasi api, meratakan lebih dari 17 blok kota dan membakar sebagian East River yang membeku ketika terpentin bocor dari gudang ke air.
Persediaan air di kota ini sangat tidak memadai untuk memperlambat kerusakan. Populasi Kota New York telah tumbuh 60% dalam satu dekade terakhir berkat kuatnya perdagangan di sepanjang Kanal Erie, dan kurangnya akses terhadap sanitasi yang layak dan air bersih.
Peristiwa ini melahirkan inovasi: pembangunan Saluran Air Croton pada Mei 1837. "Hal ini menghasilkan 12 juta galon per hari, yang memasok kebutuhan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api dan menyediakan sumber air murni bagi pemilik rumah dan bisnis. Hal ini sangat dibutuhkan untuk memadamkan api dan bagi kota yang berjuang melawan pandemi yang terus-menerus," kata Dan Levy, penulis buku Manhattan Phoenix.
"Peristiwa ini merevolusi sistem air di Amerika dan menjadi tempat pelatihan bagi seluruh generasi insinyur Amerika, yang kemudian menciptakan saluran air, rel kereta api, dan kanal," ujarnya.
Selanjutnya: Kebakaran Besar di Chicago hingga Cleveland
(rns/rns)