Rencana Microsoft Bersihkan Polusi: Pakai Batu Kapur
Hide Ads

Rencana Microsoft Bersihkan Polusi: Pakai Batu Kapur

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 13 Sep 2023 14:15 WIB
NEW YORK, NY - MAY 2: The Microsoft logo is illuminated on a wall during a Microsoft launch event to introduce the new Microsoft Surface laptop and Windows 10 S operating system, May 2, 2017 in New York City. The Windows 10 S operating system is geared toward the education market and is Microsofts answer to Googles Chrome OS. (Photo by Drew Angerer/Getty Images)
Foto: Drew Angerer/Getty Images
Jakarta -

Microsoft punya rencana ambisius untuk membersihkan jejak karbon mereka, salah satunya dengan menggunakan batu kapur untuk menyerap karbon yang sudah terlanjur menyebar di udara.

Untuk mewujudkan rencana ini, Microsoft menggandeng Heirloom Carbon, startup yang mengembangkan teknologi penggunaan batu kapur untuk 'menangkap' karbon di udara.

Pada dasarnya, batu kapur memang bisa menyerap karbon di udara. Namun prosesnya membutuhkan waktu bertahun-tahun. Jadi yang dilakukan oleh Heirloom adalah mempercepat proses tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Caranya adalah dengan memanaskan batu kapur yang sudah dihancurkan agar mencapai suhu 900 derajat celcius untuk memisahkannya menjadi karbon dioksida dan kalsium oksida, atau dikenal dengan nama kapur tohor.

Lalu kapur tohor ini dicampur dengan air untuk membuatnya bisa menyerap karbon dengan jumlah signifikan dalam hitungan hari. Setelah karbon terserap, material tersebut dimasukkan lagi ke dalam pemanas untuk mengulang siklusnya.

ADVERTISEMENT

Oh ya, pemanas yang dipakai ini tentu menggunakan energi terbarukan agar tidak menambah emisi karbon dalam prosesnya, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (13/9/2023).

Meski teknologi ini sudah terbukti bisa menyerap karbon, namun skala penyerapan berbanding dengan biaya yang dibutuhkan belum terbukti efektif. Ditambah lagi ada satu masalah besar yang dihadapi, yaitu cara menyimpan karbon yang berhasil diserap.

Sejauh ini Heirloom hanya mengubur karbon yang berhasil diserap ke dalam tanah. Namun ada juga yang berusaha mendaur ulang karbon tersebut untuk kebutuhan lain. Misalnya CarbonCure, yang mengembangkan proses daur ulang karbon dioksida menjadi mineral untuk beton.

Mereka mengklaim kalau beton yang dicampur karbon dioksida, menggantikan sebagian semen, tidak mengurangi kekuatan bangunan yang dihasilkan. Hal ini dianggap bisa menjadi solusi, karena semen bisa menyimpan karbon selama, sekalipun bangunannya dihancurkan.

Penggunaan batu kapur ini hanya satu dari sekian banyak cara yang dipakai Microsoft untuk memenuhi komitmennya menjadi perusahaan yang negatif karbon pada 2030 mendatang. Lalu pada 2050, Microsoft berencana untuk menghilangkan semua karbon yang pernah mereka keluarkan sejak pertama berdiri pada 1975.




(asj/fay)
Berita Terkait