NASA Siapkan 5 Eksperimen Gerhana Matahari Total 2024
Hide Ads

NASA Siapkan 5 Eksperimen Gerhana Matahari Total 2024

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 10 Sep 2023 09:04 WIB
Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023
Foto: Dok. BMKG
Jakarta -

Gerhana Matahari total akan menggelapkan sejumlah wilayah Bumi pada 8 April 2024 karena Bulan menghalangi cahaya Matahari selama beberapa menit. NASA sudah menyiapkan sejumlah eksperimen ilmiah untuk peristiwa ini.

Seperti dikutip dari SpaceRef, badan antariksa nasional AS itu akan mendanai lima proyek sains interdisipliner guna memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya.

Proyek tersebut, yang dipimpin oleh para peneliti di berbagai institusi akademis, akan mempelajari Matahari dan pengaruhnya terhadap Bumi dengan berbagai instrumen, termasuk kamera di pesawat penelitian ketinggian, radio amatir, dan banyak lagi. Dua dari proyek tersebut juga mendorong partisipasi ilmuwan dari kalangan warga sipil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuh tahun setelah gerhana Matahari total terakhir di Amerika, kami dengan gembira mengumumkan lima proyek baru yang akan mempelajari gerhana tahun 2024," kata Peg Luce, penjabat direktur Divisi Heliofisika di Direktorat Misi Sains di Markas Besar NASA di Washington.

"Kami sangat antusias untuk melihat eksperimen baru ini akan mengungkap tentang Matahari kita dan dampaknya terhadap Bumi," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Selama gerhana Matahari total, Bulan dengan sempurna menghalangi permukaan Matahari, sehingga atmosfer luar Matahari yang tipis, yang disebut korona, dapat terlihat dengan jelas.

"Para ilmuwan telah lama menggunakan gerhana Matahari untuk membuat penemuan ilmiah," kata Kelly Korreck, ilmuwan program di Markas Besar NASA.

Gerhana Matahari telah membantu kita melakukan deteksi pertama helium, memberi kita bukti teori relativitas umum, dan memungkinkan kita untuk lebih memahami pengaruh Matahari terhadap atmosfer bagian atas Bumi," tambahnya.

Berikut adalah lima proyek penelitian tentang gerhana Matahari total yang akan dilakukan NASA di tahun depan.

'Mengejar' Gerhana

Dengan menggunakan pesawat penelitian high altitude WB-57 milik NASA, salah satu proyek penelitian akan 'mengejar' gerhana dan menangkap gambar dari ketinggian 15.240 meter di atas permukaan Bumi.

Dengan mengambil gambar-gambar ini di atas sebagian besar atmosfer Bumi, tim berharap dapat melihat detail baru dari struktur di tengah dan bawah korona. Pengamatan tersebut dapat membantu mempelajari cincin debu di sekitar Matahari dan mencari asteroid yang mungkin mengorbit di dekat Matahari.

Pengamatan Korona

WB-57 milik NASA juga akan menerbangkan kamera dan spektrometer (yang mempelajari komposisi cahaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang suhu dan komposisi kimia dari korona dan lontaran massa koronal (coronal mass ejection/CME) atau semburan besar material Matahari.

Dengan terbang di sepanjang jalur gerhana, mereka juga berharap dapat memperpanjang waktu berada di bayangan Bulan lebih dari dua menit. Tim berharap pengamatan ini akan memberikan wawasan baru tentang struktur di korona dan sumber aliran partikel konstan yang dipancarkan Matahari, yaitu angin Matahari.

Eksperimen Komunikasi Radio Amatir

Di wilayah atas atmosfer kita, energi dari Matahari melepaskan elektron dari atom, menjadikan wilayah tersebut bermuatan listrik, atau terionisasi.

Wilayah ini, ionosfer, dapat membantu komunikasi radio menempuh jarak yang jauh, seperti yang terjadi pada operator radio amatir di seluruh dunia. Namun, ketika Bulan menghalangi Matahari selama gerhana Matahari, ionosfer dapat berubah secara dramatis sehingga mempengaruhi komunikasi tersebut.

Selama gerhana Matahari total 2024 dan gerhana Matahari cincin Oktober tahun ini, Nathaniel Frissell dari Scranton University mengundang operator radio amatir untuk berpartisipasi dalam 'Solar Eclipse QSO', ketika mereka akan mencoba melakukan kontak radio sebanyak mungkin dalam bahasa operator radio amatir seperti yang mereka bisa lakukan dengan operator lain di lokasi berbeda.

Operator radio akan mencatat seberapa kuat sinyal mereka dan seberapa jauh mereka mengamati bagaimana ionosfer berubah selama gerhana. Eksperimen serupa di masa lalu menunjukkan bahwa perubahan kandungan elektron ionosfer akibat gerhana Matahari berdampak signifikan terhadap perjalanan gelombang radio.

Pengaruh Radiasi Matahari terhadap Atmosfer

Bagian paling gelap dari bayangan gerhana ini melintasi beberapa lokasi yang dilengkapi radar SuperDARN. Jaringan Radar Super Dual Auroral memantau kondisi cuaca luar angkasa di lapisan atas atmosfer Bumi, sehingga gerhana menawarkan peluang unik untuk mempelajari dampak radiasi matahari pada lapisan atas atmosfer Bumi selama gerhana.

Sebuah proyek yang dipimpin oleh Bharat Kunduri, dari Virginia Polytechnic Institute & State University, akan menggunakan tiga radar SuperDARN untuk mempelajari ionosfer selama gerhana. Tim Kunduri akan membandingkan pengukuran tersebut dengan prediksi dari model komputer untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana ionosfer bereaksi terhadap gerhana Matahari.

Mengamati Magnetik Matahari

Selama gerhana yang akan datang, ilmuwan Jet Propulsion Laboratory NASA, Thangasamy Velusamy, pendidik di Lewis Center for Education Research di California Selatan, AS, dan peserta program sains masyarakat Solar Patrol akan mengamati 'daerah aktif' Matahari. Ini adalah daerah magnetis kompleks yang terbentuk di atas permukaan Bumi.

Lintasan bertahap Bulan melintasi Matahari menghalangi bagian berbeda dari wilayah aktif pada waktu berbeda, sehingga memungkinkan para ilmuwan membedakan sinyal cahaya yang datang dari satu bagian dengan bagian lainnya.

Tim akan menggunakan Teleskop Radio Goldstone Apple Valley (GAVRT) sepanjang 34 meter untuk mengukur perubahan halus pada emisi radio dari daerah aktif selama gerhana cincin tahun 2023 dan gerhana total tahun 2024. Teknik ini, pertama kali digunakan saat gerhana cincin bulan Mei 2012.




(rns/jsn)