Kekeringan bertemu dengan kebanjiran. Ini dia satu lagi dampak mengerikan dari perubahan iklim, terutama di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Communications Earth & Environmental, para peneliti dari Universitas Texas, Institut Penelitian Tanah dan Luar Angkasa Universitas Politeknik Hong kong, dan Program Studi Teknik Bumi dan Lingkungan Universitas Columbia, menemukan bahwa peristiwa kekeringan bertemu kebanjiran, menjadi lebih umum di Amerika Serikat seiring perubahan Iklim.
Penemuan ini didasarkan pada data meteorologi dan hidrologi dari titik panas di seluruh dunia, termasuk Amerika Utara bagian timur, Eropa, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia bagian Selatan, Afrika bagian Selatan, dan Amerika Selatan bagian Selatan.
"Masyarakat telah kesulitan menghadapi satu bencana alam kekeringan, lalu tiba-tiba malah dihadapkan juga dengan kebanjiran. Ini sudah terjadi di banyak tempat," ujar Zong-Liang, profesor dari Universitas Texas di Austin Jackson School of Geosciences, seperti yang dikutip detikINET dari Newsweek, Selasa (5/9/2023).
Sejak tahun 1980 sampai 2020, para ilmuwan menemukan bahwa adanya tren cuaca buruk yang meningkat sekitar seperempat persen hingga satu persen per tahun. Pola perubahan cuaca yang ekstrem ini telah terjadi di beberapa wilayah Amerika Serikat, terutama California yang baru-baru ini terjadi.
Wilayah yang telah dilanda kekeringan beberapa tahun terakhir, dilanda curah hujan yang mencapai rekor tertinggi sejak Desember 2022 sampai awal musim semi tahun ini. Badainya sangat berat dan bencana banjir terlihat di banyak tempat.
Di saat ada banyak yang berharap bahwa kenaikan kelembaban cuaca akan mengurangi kekeringan, para ahli memperingatkan bahwa ini tidak akan bertahan lama. Karena kekeringan di bagian barat AS telah terjadi cukup lama, maka akan butuh waktu bertahun-tahun bagi curah hujan tinggi untuk memulihkannya.
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa ini, yaitu perubahan iklim termasuk pola cuaca El Nino dan La Nina, serta Feedback Loops.
Feedback Loops adalah istilah bagi sebuah proses yang bisa meningkatkan sekaligus menurunkan efek dari gas rumah kaca. Di periode kekeringan berat di area lembab, curah hujan menguap ke udara, menyediakan sumber kelembaban tambahan. Ini kemudian bisa menyebabkan hujan deras.
Pada periode kekeringan di wilayah gersang juga bisa terjadi tabrakan antara cuaca panas dan tekanan rendah yang kemudian menarik kelembaban dari sumber lain, misalnya laut.
"Perubahan iklim menimbulkan kekeringan dan kebanjiran secara berurutan yang bisa menyebabkan kehancuran yang meluas, hilang nyawa, kerusakan properti, infrastruktur, dan lingkungan. Temuan kami menawarkan pengetahuan agar adanya mitigasi awal atas akibat dari transisi kekeringan dan kelembaban yang cepat," ujar Shuo Wang, profesor di Universitas Politeknik Hong kong.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video: Salju Abadi di Puncak Jayawijaya Diprediksi Punah pada 2026"
(fay/fay)