Hewan Purbakala Bangkit Lagi Setelah 46.000 Tahun Membeku
Hide Ads

Hewan Purbakala Bangkit Lagi Setelah 46.000 Tahun Membeku

Tim - detikInet
Senin, 31 Jul 2023 05:45 WIB
Hewan Purbakala Bangkit Lagi, 46.000 Tahun Setelah Membeku
Hewan purbakala ini berhasil bangkit lagi setelah membeku selama 46.000 tahun. Foto: Shatilovich et al., PLOS Genetics, 2023
Jakarta -

Sebuah hewan purbakala berhasil bangkit lagi setelah membeku selama 46.000 tahun. Dia adalah cacing kuno, Panagrolaimus kolymaensis, yang terperangkap di permafrost Siberia.

Hewan kecil yang disebut nematoda ini dihidupkan kembali dari tidur panjang. Dia membeku dari zaman Pleistosen akhir sekitar 45.839 hingga 47.769 tahun yang lalu berdasarkan analisis radiokarbon.

Melansir IFL Science, nematoda, juga disebut cacing gelang, adalah salah satu dari sedikit organisme yang mampu bertahan hidup di lingkungan ekstrem untuk waktu yang lama. Untuk melakukannya, mereka memasuki keadaan yang disebut 'cryptobiosis', di mana semua proses metabolisme dimatikan sampai kondisi lingkungan membaik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, cacing ini bukan satu-satunya yang mampu melakukan hal seperti itu. Adapun hewan lainnya antara lain tardigrade dan rotifera.

Kembali ke P. kolymaensis, cacing ini ditemukan sedalam 40 meter di permafrost yang berada di tepi Sungai Kolyma, timur laut Siberia. Tanah beku di bagian ini memang menyimpan banyak hal tidak tak terduga, dari DNA kuno dan virus hingga beruang utuh.

ADVERTISEMENT

Dari studi ini, para peneliti berharap bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme bertahan hidup yang luar biasa ini. Mereka juga menyimpan harapan pada metode baru dalam penyimpanan sel dan jaringan untuk jangka panjang.

"Temuan ini memiliki implikasi untuk pemahaman kita tentang proses evolusi, karena waktu generasi dapat diperpanjang dari beberapa hari hingga ribuan tahun, dan kelangsungan hidup jangka panjang individu spesies dapat mengarah pada pembentukan kembali garis keturunan yang telah punah," tulis tim peneliti. Studi ini telah dipublikasikan di PLOS Genetics.




(ask/ask)